Nasional – Ahli Ekonomi Pertanian Universitas Negeri Semarang (Unnes) Prof Sucihatiningsih Dian Wisika Prajanti akhir-akhir ini menungkapkan permasalahan pangan dan energi dunia mulai membuat cemas.
Hal itu ditandai dengan kenaikan harga-harga pangan dan juga harga energi.
Menurutnya, usaha mempertahankan ketahanan pangan nasional harus dilaksanakan secara konsisten dan penuh komitmen.
Baca Juga:Catat! Jenis Penyakit yang Tidak Ditanggung BPJS di Tahun 2022Tradisi Hajat Babarik di Cisarongge Desa Gunungsari
“Upaya untuk menjaga kestabilan produksi bahan pangan harus diimbangi dengan menjaga ketersediaan faktor produksi yang terjangkau seperti lahan, bibit, pupuk, dan irigasi,” ungkap Suci dlam keterangannya di Jakarta, Jumat (8/7).
Sudi menjelaskan selain infrastruktur pertanian seperti irigasi, pemerintah harus memastikan akses petani terhadap pupuk.
“Para petani tentu harus dipastikan dapat mengakses pupuk sesuai dengan porsi dan kebutuhan. Pupuk subsidi yang disediakan juga harus terjamin distribusinya dan tidak salah sasaran,” jelasnya.
Prof Suci menyebut isu pembatasan pupuk subsidi sebagai akibat perang Rusia-Ukraina harus segera diatasi.
Pasalnya, kebijakan aturan subsidi (pembatasan) yang akan dilaksanakan tersebut merupakan kebijakan yang rasional dengan keadaan yang ada saat ini.
“Pada bahan baku pupuk dan dengan alokasi anggaran untuk subsidi pupuk dari APBN yang terbatas maka, memang implementasi (berbeda) pengaturan subsidi pupuk tersebut,” terang Prof Suci.
Rute distribusi pendistribusian pupuk harus baik supaya petani tetap dapat menerima pupuk subsidi sebagaimana mestinya.
Baca Juga:Madrasah Bersiap Terapkan Kurikulum Merdeka BelajarBangun Jalan Hotmix Penghubung Antar Dusun
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo menegaskan komitmennya dalam memantapkan penguatan komoditas lokal untuk kemandirian pangan, demi meningkatkan kesejahteraan petani serta antisipasi krisis pangan global yang saat ini sedang melanda dunia. (jpnn/yni)