SUBANG-Perang antara Rusia – Ukraina berdampak terhadap perusahaan skala pabrik di Indonesia. Khususnya di Kabupaten Subang, pabrik yang buyernya berasal dari kedua negara tersebut, tidak sedikit terdampak. Hal tersebut, diduga karena sepi order dari buyer tersebut, sehingga ada beberapa pabrik yang merumahkan karyawan nya, meskipun hanya dalam skala kecil.
Pekerja pabrik asal Subang Gianti (30) mengaku dirumahkan oleh pabrik tempatnya bekerja. Selain karena habis kontrak, namun karena di pabrik tersebut sedang sepi order. “Katanya sepi order. Kalau membaik janji dipanggil lagi,” katanya.
Manager HRD GE and Complish Manager PT Uwu Jump Indonesian, Asep mengatakan. Uwu Jump yang bergerak di pabrik padat karya dengan produksi Glove dan lainnya, diakui ada beberapa buyer dari negara yang sepi order. Namun jumlahnya tidak terlalu besar. Hal tersebut dimungkinkan karena dampak perang yang terjadi di luar negeri, sehingga permintaan dari buyer merosot. “Dampak ada, walaupun tidak terlalu besar,” katanya.
Dijelaskan Asep, pihaknya belum merumahkan pekerjanya karena dampak tersebut. Ada upaya-upaya yang dilakukan manajemen, dalam bernegosiasi untuk buyer tetap mempertahankan ordernya. Sehingga pabriknya bisa terus stabil beroperasional. “Kita terus melakukan upaya negoisasi dengan para buyer, untuk mencegah order menurun, ketika resiko terburuk tersebut terjadi,” katanya.
Baca Juga:Muhammadiyah Pagaden Gelar Sholat Idul Adha, Potong 4 Sapi dan 16 KambingHewan Kurban dari Luar Daerah yang Masuk ke KBB Diketahui Terpapar PMK
Dijelaskan Asep, semisalkan dari 10 buyer yang melakukan order, hanya 2 order saja yang terdampak perang tersebut. Artinya, order lain masih berjalan. Asep tidak mengetahui apakah di pabrik di Kabupaten Subang ada yang sampai terdampak sekali atau tidaknya. “Itu contoh saja. Harapan saya, perang antar negara segera usai, sehingga order tidak terjadi penurunan,” harapnya.
Kepala Disnakertrans Kabupaten Subang melalui Fungsional Pengantar Kerja, Caswin mengatakan, harus diakui ada beberapa pabrik yang merumahkan pekerjanya, diduga dampak dari perang tersebut. Walaupun angkanya belum pasti, namun di pabrikan Subang sendiri sudah banyak yang mengeluh, karena order yang minim dampak dari perang di luar negeri tersebut. “Iya ada beberapa. Kita ketahui dari beberapa perusahaan ya,” ungkapnya.
Potensi merumahkan pekerja, Caswin menuturkan, akan terjadi di pabrikan yang ordernya dari buyer terdampak dari negara yang bertikai tersebut. “Pastinya, secara tidak langsung mengurangi permintaan atau order. Bahkan mungkin, bukan di Subang saja hal tersebut terjadi,” tuturnya.