Pak RT

Filsafat Pancasila sila keempat
0 Komentar

Pojokan 109

Namanya Matalih Pamungkas, Ketua Rukun Tetangga (RT) 003, Rukun Warga (RW) 003, di Kampung Penggilingan Baru, Kelurahan Harapan Baru, Bekasi Utara. Pak RT Matalih, biasa kami menyebutnya. Dia pekerja harian di sebuah pabrik makanan di lingkungan RT 003-RW 003. Tidak kurang dari Rp. 60 ribu bayarannya, jika dia masuk kerja sebagai pekerja harian lepas. Tak usah dibandingkan pendapatannya dengan pemilik pabrik. Bak “jarak” bumi-langit, saking jauh beda besarannya. Namun Pak RT dan keluarganya, saya yakin tetap bersyukur.

Beberapa minggu lalu, ada pemilihan RT baru. Pak RT Matalih tidak bersedia dicalonkan lagi. Alasannya sudah dua periode. Tiga tahun masa bakti, untuk satu periode, sebagai RT. Padahal warga masih menginginkan agar dia, bersedia lagi menjabat sebagai RT. Dia bergeming, keukeuh tidak mau diperpanjang untuk tiga periode. Entah terinspirasi oleh Presiden Joko Widodo yang menolak tiga periode.

RT Matalih, bukan orator. Kalau memberi sambutan pun pada acara apapun, kadang dirinya menolak. Karena memang tak pandai mengolah kata. Jika bicara di depan umum, seadanya dan tak panjang kata. Namun warga menyimpan hormat terhadap RT Matalih. Sama seperti hormatnya Rakyat kepada Presidennya.

Baca Juga:Dampak Perang Rusia – Ukraina, Perusahaan di Subang Rumahkan PekerjaMuhammadiyah Pagaden Gelar Sholat Idul Adha, Potong 4 Sapi dan 16 Kambing

RT Matalih paham betul dengan warganya. Tak seperti orang yang fasih bicara atas nama rakyat, namun tak dikenalnya. 120 Kepala Keluarga (KK) di lingkungan RT 003/003, dilayaninya 24 Jam. Mengunjungi warganya, walau sekedar ngobrol ringan dan ngopi. Menemani ronda, dan tak lupa membawa sebungkus rokok kretek, untuk dinikmati bersama. Sering kali dirinya harus tak masuk kerja, hanya gegara melayani warga dengan berbagai keperluannya. Mengantarkan berkas-berkas ke kelurahan yang diminta warga atau mengantarkan warga sakit ke rumah sakit. Tak ada “uang bensin”, atau “uang lelah” pengganti. Bahkan harus mengeluarkan “kocek” sendiri. Tak jarang pula, malam-malam warga membangunkan lelap tidur RT Matalih, untuk segala urusan. Cekcok antar warga lah, warga sakit lah, penghuni kontrakan lah dan segala tetek bengek urusan lainnya. RT Matalih, selalu melayaninya. Sayapun pernah meminta tolong untuk urusan-urusan administrasi keluarga kepadanya. Dan RT Matalih selalu melayani dengan senang hati. Kepada setiap warganya.

0 Komentar