SUBANG – Stok darah bagi penyandang thalasemia dapat terus tersedia. Di Subang jumlah penderita thalasemia sebanyak 150 orang. Yayasan thalasemia dan Popti adalah yayasan maupun perhimpunan yang fokus pada penanganan dan megusahakan perbaikan pelayanan penyandang thalasemia.
“Alhamdulillah stok darah dapat terus tersedia karena sinergi dari banyak pihak. Hingga saat ini jumlah penderita Thalasemia di Subang mencapai 150 orang,” jelas Ketua Yayasan Thalasemia dr. Rana saat bertemu dengan Bupati Subang, H Ruhimat di Rumdin, Senin (11/7).
Bupati Subang Ruhimat mengucapkan terima kasih kepada pengurus Yayasan Thalasemia dan POPTI yang memiliki kepedulian terhadap kebutuhan penyandang thalasemia.
Baca Juga:Kemenkominfo Himbau untuk Tidak Berkomentar Negatif di Sosial Media, Akibatnya Fatal!Unik! Warga Ratujaya Pakai Daun Jati Dalam Penyaluran Daging Kurban
“Pemerintah hanya berperan sedikit dalam penanganan thalasemia. Saya atas nama pribadi maupun pemerintah, terus terang belum maksimal memberikan pelayanan penderita thalasemia. Bapak ibu inilah sesungguhnya yang memiliki peran paling besar dalam peningkatan pelayanan penyandang thalasemia,:” ungkap Ruhimat.
Bupati Ruhimat mengaku kagum dengan pengurus yayasan thalasemia dan pengurus POPTI.
“Saya kagum karena masih banyak manusia yang memiliki hati yang peduli. Terkait kebutuhan darah, kami ambil langkah apabila darurat, kami wajibkan setiap OPD untuk melakukan donor darah,” jelasnya.
Perwakilan Yayasan Thalasemia Sumita menghaturkan terima kasih atas sambutan dari Kang Jimat dan memohon dukungan terkait akan diadakannya forum silaturahmi yayasan thalasemia se Jawa Barat di Kabupaten Subang.
“Saya sampaikan terima kasih atas sambutan Kang Jimat. Saya bersama rekan-rekan memiliki tujuan yaitu kami ingin mengadakan forum silaturahmi Yayasan Thalasemia se Jawa Barat yang akan membahas penerapan sistem pelayanan di Rumah Sakit karena perbedaan pelayanan di berbagai kabupaten,” jelasnya.
Ketua POPTI Bekasi Puspasari mengatakan, permasalahan thalasemia terjadi karena kurangnya pengetahuan masyarakat terkait penyakit thalasemia.
“Karena masyarakat belum paham tahalsemia sehinnga dari seluruh Indonesia, 40% penyandang thalasemia dari Jawa Barat. Saya berharap forum silaturahmi besok dapat menjadi bibit menuju Jawa Barat bebas thalasemia,” jelasnya.(ysp)