Sementara itu, Deputi Bidang Kebijakan Riset dan Inovasi BRIN Boediastoeti Ontowirjo menambahkan bahwa BRIN telah berkolaborasi dengan sektor swasta untuk mengembangkan model ekonomi hijau dan sirkular, seperti contoh dalam pengolahan limbah cair kelapa sawit menjadi biogas sumber listrik di Riau.
Sebagai penutup, ada tiga pesan yang dapat disimpulkan dari kegiatan seminar ini. Pertama, pergeseran ke arah ekonomi biru, hijau, dan sirkular harus ditempuh karena adanya peluang dan manfaat yang bisa dipetik. Kedua, Indonesia telah berkontribusi dalam merealisasikan wacana global bertransisi ke model ekonomi berkelanjutan melalui berbagai program dan aksi nyata di forum G20. Ketiga, forum G20 dapat memfasilitasi dialog, saling berbagi pengetahuan, teknologi, dan juga best practices dalam ekonomi berkelanjutan.
Dalam closing remark-nya, Co-Sherpa G20 Indonesia (Deputi Bidang Koordinasi Kerja Sama Ekonomi Internasional Kemenko Perekonomian) Edi Prio Pambudi menyampaikan, “Kami berharap berangkat dari seminar di Labuan Bajo, kita akan dapat membangkitkan semangat dan kesadaran baru bagi para peserta untuk menjadikan kolaborasi ekonomi hijau, biru, dan sirkular sebagai konsep terpadu di dalam forum G20.”
Baca Juga:600 Koperasi Tidak Aktif, Ketua Dekopinda: Jangan Ada PenyimpanganPembangunan Mal Pujasera Tahun 2023 Belum Jelas, Pedagang: Bosan Menunggunya
Turut hadir dalam acara ini yakni para Sherpa dan delegasi dari berbagai negara anggota G20 dan negara undangan, para perwakilan organisasi internasional, Mr. Joo-Ok Lee dari World Economic Forum, representatif Working Groups dan Engagement Groups G20, serta sejumlah pelaku bisnis. (dep7/rep/fsr)