Asal-usul Es Cendol, Minuman Manis yang Menyegarkan

Asal-usul Es Cendol, Minuman Manis yang Menyegarkan
Asal-usul Es Cendol, Minuman Manis yang Menyegarkan
0 Komentar

Food & Traveling – Siapa yang tak kenal dengan es cendol? Cendol sebagai satu dari 50 makanan penutup atau dessert paling lezat di dunia. Situs CNN Travel menyebutkan jika cendol yang lezat ini berasal dari Singapura.

Lalu, benarkah cendol berasal dari Singapura? Melansir dari beberapa sumber cendol sendiri adalah minuman yang dapat ditemukan di hampir seluruh negara di kawasan Asia Tenggara. Cendol menjadi minuman yang dapat dinikmati saat masih hangat maupun ketika dingin dengan campuran es serut.

Di Indonesia sendiri, cendol sudah dikenal dari zaman dahulu sebagai minuman yang berasal dari Sunda tepatnya Bandung. Kata cendol diperkirakan berasal dari kata “Jendolan” yang merujuk pada bentuk cendol dan teksturnya yang khas saat diminum atau masuk ke dalam mulut.

Cendol Dawet

Baca Juga:Siap-siap! Laki-laki yang Berdandan Mirip Perempuan di CFW akan Digiring ke Panti SosialAturan Jaga Lahan Pertanian Belum Dibuat, DPRD Dorong Dinas Segera Rampungkan

Beberapa sumber juga menyebutkan bahwa cendol merupakan turunan dari minuman khas Jawa Tengah yaitu dawet. Cendol dan dawet sendiri adalah minuman yang dihidangkan dengan cara yang hampir sama tetapi tentu ada sedikit perbedaan. Perbedaan tersebut terletak pada bahan dasar untuk membuatnya.

Cendol umumnya terbuat dari tepung hunkwe sedangkan dawet terbuat dari bahan dasar tepung beras dan ketan.

Sementara untuk di beberapa negara lain seperti Thailand, Malaysia, Vietnam dan lainnya, cendol bisa terbuat dari tepung yang berbeda-beda.

Bukan hanya tepung humkwe, tepung beras dan ketan, beberapa orang membuat cendol dari tepung sagu. Untuk kuahnya, di semua daerah memakai kuah yang sama yaitu kuah santan kelapa dengan pemanis gula jawa.

Di Malaysia dan singapura, gula yang dipakai adalah gula Malaka.

Di Jawa sendiri, sejak lama cendol atau dawet menjadi minuman yang sering dipakai dalam acara prosesi adat Jawa. Mulai dari acara pernikahan di mana ada prosesi adol dawet (jualan dawet) dan prosesi saat tingkepan atau acara tujuh bulanan usia kehamilan. (yni)

0 Komentar