SUBANG-Sejak kebakaran hebat Pasar Pujasera pada Februari 2012 lalu, Pemda Subang nampaknya tak ‘mampu’ membangun kembali pasar tersebut. Gembar-gembor akan dibangun Mall Pujasera pun kian redup.
Para pedagang yang tergadung dalam Koperasi Pasar Pujasera akhirnya memutuskan untuk membangun kembali pasar tersebut. Tidak pakai uang APBD. Biaya pembangunan secara mandiri.
Pembangunan pasar di atas tanah pemda seluas 2.500 meter persegi itu kini sudah mencapai 10 persen. Pembangunan sejak Juni 2022, target rampung Oktober 2022.
Baca Juga:Halo Agustus! favehotel Subang Hadirkan Promo Spesial Kemerdekaan, Paket Timbal Ngopat Hingga Romantic Dinner Benarkah Kunjungan Ketua PDIP Maman Yudia ke DPD PAN Subang Tanpa Direncanakan? Ini Jawaban Pengurus PAN
Sekretaris Koperasi Pasar Pujasera, Ketut Suharto menyampaikan, pasca kebakaran yang menghanguskan 224 kios itu, para pedagang difasilitasi pemda berjualan di area terminal Pasar Pujasera (belakang bank bjb). Waktu itu ada 113 pedagang yang kembali berjualan.
Sampai saat ini mereka berjualan di tempat ‘sementara’ yang dibangun oleh pemda itu. Hampir 10 tahun pedagang korban kebakaran itu berjualan di tempat sementara. Sebab lahan seluar 2.500 meter persegi itu belum kunjung dibangun kembali.
Saat ini para pedagang yang tergabung dalam Koperasi Pasar Pujasera berinisiatif membangun dan berharap membangkitkan kembali masa kejayaan pasar itu. Ketut mengakui, tahun 2000 hingga 2012 merupakan masa kejayaan Pasar Pujasera. Bahkan menjadi pasar kebanggaan Subang.
Rencananya di Pasar Pujasera yang tengah dibangun dengan konstruksi non permanen itu akan terdapat 142 kios. Terdiri dari 96 kios ukuran 3 x 4 dan 46 kios ukuran 3 x 3 meter. Kios itu selain untuk pedagang korban kebakaran yang masuk keanggotaan koperasi, juga akan diisi oleh pedagang lain.
Ada biaya yang harus dikeluarkan oleh pedagang untuk mengisi kios tersebut. Untuk pedagang anggota koperasi Pasar Pujasera membayar paling besar Rp18 juta. Sementara itu non anggota koperasi membayar kios sebesar Rp25 juta.
Pasar Pujasera menerapkan konsep kenyamanan, keamanan dan kebersihan. Salah satu bentuk konkret konsep tersebut, toilet dibangun representatif. Akan dibangun delapan pintu. Enam pintu ukuran 1,5 x 1 meter dan ukuran enam pintu 1,5 x 2 meter.
“Toilet kita buat semewah-mewahnya, karena bersihnya pasar itu tolok ukurannya dari toilet dulu. Kalau toilet ini bersih ya pasarnya bersih,” ungkap Ketut kepada Pasundan Ekspres, Jumat sore (29/7).