SUBANG – Pemda Subang terus berupaya untuk menurunkan angka stunting dengan mencanangkan orang tua asuh. Hal itu disampaikan langsung oleh Kepala DP2KBP3A Subang Dra Nunung Suryani, Senin (1/8).
Dia menyebut, stunting adalah gangguan tumbuh kembang pada anak yang diakibatkan oleh kekurangan gizi kronis dan infeksi yang berulang, sehingga menimbulkan tinggi dan berat badan anak di bawah standar.
Nunung menjelaskan, kasus stunting di Kabupaten Subang saat ini berjumlah 2018 orang. Terkait orang tua asuh, Nunung menyarankan setiap orang baik jajaran pemerintahan maupun swasta yang merupakan unsur pentahelix, untuk menjadi orang tua asuh.
Baca Juga:Kamu Sudah Berhaji? Perhatikan Hal Berikut Dalam Kehidupan Sehari-hariKhasiat Rebusan Daun Sirsak Bagi Kesehatan
“Anjuran dari pak bupati bantuan diberikan langsung oleh setiap orang tua asuh dan diberikan langsung kepada sasaran sekaligus memberikan sosialisasi dan pemaparan,” katanya.
Dia mengatakan, hal itu merupakan bagian dari percepatan penanganan anak stunting di Kabupaten Subang, yakni dengan sosialisasi dan pencanangan orang tua asuh bagi anak stunting.
Dia menyebut, terkait stunting di Kabupaten Subang menjadi salah satu isu prioritas baik di tingkat pusat sampai ke tingkat daerah. Apalagi sampai dengan diterbitkannya Perpres 72 tahun 2020 tentang percepatan penurunan stunting.
“Ini merupakan tugas bersama untuk menekan gangguan tumbuh kembang pada anak yang diakibatkan oleh kekurangan gizi kronis dan infeksi yang berulang, sehingga menimbulkan tinggi dan berat badan anak di bawah standar,” paparnya.
Soal pengangkatan orang tua asuh, Kapolres Subang AKBP Sumarni mendukung program tersebut. Dia siap menjadi orang tua asuh untuk lima anak.
“Kita perlu dukung dan percepat gerakan ini, supaya benar-benar Subang ini menciptakan generasi penerus harapan bangsa. Dengan generasi-generasi yang sumber daya manusianya mumpuni, yang tentunya dapat memimpin bangsa ini ke depan dengan lebih baik,” tukasnya.(idr/ysp)