Perjuangan Abah Eeng Menjual Tiang Bendera untuk Makan

Perjuangan Abah Eeng Menjual Tiang Bendera untuk Makan
0 Komentar

Berjalan Ringkih, Semangat Berjualan Masih Menggelora

Saat anak muda silau dan berharap mendadak kaya dengan investasi, saat anak muda mimpi cepat kaya dengan main crypto. Ada seorang kakek tua berusia lebih dari 80 tahun yang tidak kenal lelah berproses. Menjual apapun yang bisa dijual, keliling menebar semangat membuat siapapun malu, terlebih mereka yang setiap harinya mengisi waktu dengan berkeluh kesah.

INDRAWAN SETIADI, SUBANG

Matahari sedang tepat di atas kepala, siang saat itu benar-benar menunjukkan perangainya. Pengukur suhu di telepon pintar menunjukan 34 drajat celsius. Langit di atas Buana Subang Raya sedang benar-benar terik, Minggu (14/8).

Tidak ada yang berani nongrong-nongkrong di luar rumah, kecuali untuk mereka yang pulang ibadah minggu di gereja. Sisanya hanya anak-anak yang mengisi hari libur, untuk sekedar main sepedahan di jalan komplek.

Baca Juga:Subang Masih Lumbung Padi Nasional, Produksi Konsisten Urutan KetigaTerduga Pelaku Pembunuhan di Subang Masih Berstatus Saksi, Polda Terus Minta Keterangan

Seorang kakek dengan jalan yang ringkih, mendorong roda mini bermuatan tiang bendera berkeliling sekitar komplek. Saat para penghuni rumah di komplek memilih diam dalam rumah yang disiram sejuknya udara buatan AC.

“Buat makan saja, daripada ngemis dan minta-minta,” ungkap kakek yang biasa dipanggil Abah Eeng kepada Pasundan Ekspres.

Abah Eeng memang sudah akrab dengan beberapa penghuni di Buana Subang Raya. Dia biasa berjualan berkeliling ke sekitar komplek perumahan.

Tidak hanya jualan tiang bendera saja, selain itu juga Abah Eeng sering kelihatan menjual hasil bumi seperti jagung, singkong, daun pisang, atau daun singkong, buah pisang, dan sebagainya.

Pendengarannya sudah agak terganggu, maklum usianya juga sudah lebih dari 80 tahun. Dia sendiri sudah tidak terlalu hapal persis berapat tepat usianya.

“Dari dulu saya memang suka jualan, dulu kemana-mana ya untuk jualan. Sekarang fisiknya sudah gak kuat jadi cuma bisa ke tempat yang dekat-dekat saja,” tambahnya.

Dari pada menghabiskan hari tua dengan diam di rumah, Abah Eeng mengaku lebih senang jika dipakai untuk berdagang. Selain bisa mendapati penghasilan untuk memenuhi kebutuhannya sehari-hari. Abah Eeng mengaku senang bertemu dengan banyak orang.

Baca Juga:Baznas Dorong Mustahik Menjadi MuzzakiBiaya Perawatan Taman Makam Pahlawan Cidongkol Subang Minim

“Kalau di rumah sepi, teman-teman sudah gak ada, mending dagang aja, kalau ada modal itu juga,” ungkapnya.

0 Komentar