Disdik Jabar Usulkan Ki Hajar Jadi Tokoh Pendidikan, Pengabdiannya Tanpa Pamrih Hampir Setengah Abad

Disdik Jabar Usulkan Ki Hajar Jadi Tokoh Pendidikan
TOKOH PENDIDIKAN: Hadjarudin Supiana (75) atau kerap disapa Ki Hajar akan diusulkan oleh Dinas pendidikan (Disdik) Provinsi Jawa Barat menjadi salah satu tokoh pendidikan.
0 Komentar

BANDUNG–Setelah kisahnya diangkat menjadi film dokumenter, kini Hadjarudin Supiana (75) atau kerap disapa Ki Hajar, akan diusulkan jadi oleh Dinas pendidikan (Disdik) Provinsi Jawa Barat menjadi salah satu tokoh pendidikan.

Menurut Kepala Disdik Jabar, Dedi Supandi, usulan menjadi tokoh pendidikan tersebut, menurutnya layak bagi Ki Hajar.

Sebagaimana diketahui, Ki Hajar merupakan tenaga honorer di SD Negeri Babakan Sirna, Kabupaten Bandung Barat (KBB), Jawa Barat ini, agar pengabdiannya dapat diberikan penghargaan.

Baca Juga:Pemkab Purwakarta dan DPRD Sampaikan Dua Raperda Rencana Tingkatkan Industri Dorong Produk DomestikPidato Kenegaraan Jokowi Sebut Indonesia Negara yang Mampu Menghadapi Krisis Global

“Kita usulkan mendapatkan penghargaan. Wajarlah kalau pemerintah daerah memberikan penghargaan kepada sosok guru yang mengabdi tanpa pamrih,” katanya

Ia juga mengaku, rencana pengusulan tersebut pihaknya sudah mengajukan ke Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil.

“Sudah kita usulkan ke Pak Gubernur. Apakah nanti pemberian penghargaannya saat 17 Agustus atau hari guru (25 November). Kita masih menunggu (jawaban dari Ridwan Kamil),” imbuhnya.

Diketahui, perjuangan dari sosok Ki Hajar atau Hadjarudin Supiana (75) yang merupakan seorang guru tenaga honorer di KBB, Jawa Barat, Kisahnya sempat dijadikan Film dokumenter oleh Masagi Pictures.

Bahkan, Film dokumenter yang dikemas pada bulan Juni 2022 kemarin ini, sebagai bentuk upaya memberi pesan kepada pemerintah terkait peran guru honorer yang telah mengabdi sekian lama di dunia pendidikan

Tak hanya itu, hadirnya film ini juga menurut Director sekaligus Script Writer dari film dokumenter Hikayat Hadjarsudin, Boim Jalu mengungkapkan bahwa karya tersebut merupakan bentuk menjembatani dari ungkapan sekaligus kegelisahan para guru honorer di Indonesia.

0 Komentar