Jakarta,- Peningkatan produksi pangan lokal dan substitusi komoditi pangan impor yang dilakukan pemerintah melalui Kementerian Pertanian untuk memperkuat ketahanan pangan lokal dinilai positif.
Dipadu dengan langkah lain, cara itu berbuah ketahanan pangan yang tangguh selama pandemi Covid-19.
Mencapai dan mempertahankan prestasi ini tentu tidak mudah.
“Dalam jangka pendek, saya lebih mendorong peran BUMN dan swasta yang punya HGU (Hak Guna Usaha) ditugasi (memproduksi pangan),” kata Ketua Umum Persatuan Pengusaha Penggilingan Padi dan Beras (Perpadi) Sutarto Alimoeso ketika dihubungi, Minggu (14/8).
Baca Juga:Pidato Kenegaraan Jokowi Sebut Indonesia Negara yang Mampu Menghadapi Krisis GlobalTerlibat Sindikat Peredaran Narkoba ke Klub Malam, Kasat Narkoba Polres Karawang Diamankan Bareskrim Polri
Alasannya, BUMN dan swasta yang punya HGU itu juga ada program replanting. Penanaman kembali ini bisa diselingi dengan tanaman pangan, seperti jagung, kedelai, dan sorgum.
Mantan Dirjen Tanaman Pangan Kementerian Pertanian ini menekankan, dengan menggandeng pihak swasta dan BUMN pemerintah tidak lagi hanya mengandalkan petani dalam ketersediaan pangan.
“Beri tugas BUMN dan swasta yang memiliki HGU lahan ratusan ribu, bahkan jutaan hektare (untuk memproduksi pangan),” kata Sutarto.
Diberitakan sebelumnya, International Rice Research Institute (IRRI) menyerahkan penghargaan Sistem Pertanian-Pangan Tangguh dan Swasembada Beras Tahun 2019-2021 melalui Penggunaan Teknologi Inovasi Padi kepada Pemerintah Indonesia.
Penghargaan diserahkan oleh Direktur Jenderal IRRI Jean Balie kepada Presiden Joko Widodo di Istana Negara, Jakarta, Minggu (14/8).
Rektor IPB University yang hadir dalam penyerahan penghargaan itu mengatakan, keberhasilan Indonesia ini dapat dicapai karena tiga hal.
Yaitu intensifikasi, ekstensifikasi, dan program diversifikasi serta pengembangan varietas unggulan.
Sutarto Alimoeso menilai, upaya yang dilakukan Kementan dengan meningkatkan produksi pangan lokal untuk mensubstitusi komoditi pangan impor dan melakukan ekstensifikasi lahan melalui program food estate atau lumbung pangan adalah adalah hal positif.
Baca Juga:Gebyar Desa Terbukti Efektif, Tak Ada Lagi Desa Tertinggal di Jawa BaratGunakan Motor Keliling Desa, Ribuan Warga Kertarahayu Sambut Kedatangan Gubernur
“Menurut saya kedua program tersebut bagus, dengan catatan tepat tempat dan tepat teknologi, serta tepat pasar. Dampaknya atau hasilnya relatif terasa dalam jangka menengah-panjang,” kata dia.
Food Estate merupakan program pemerintah, salah satunya lewat Kementan, untuk memperluas lahan pertanian agar ketahanan pangan Indonesia semakin kuat. Food estate mengambil lokasi di dua provinsi Indonesia, yakni Sumatera Utara dan Kalimantan Tengah.