KABUPATEN BANDUNG – Fasilitas literasi masyarakat di Desa Gandasari, Kecamatan Katapang, Kabupaten Bandung, tak disiapkan di satu titik alias dibuat terpecah.
Sekretaris Desa (Sekdes) Gandasari, Budi Rostandi mengaku, untuk kelengkapan buku bacaan yang disiapkan sebagai fasilitas literasi, didominasi untuk usia anak-anak.
“Waktu sebelum Covid-19 kita pernah dapat bantuan dari Provinsi (Jawa Barat) untuk buku bacaan,” kata Budi pada Jabar Ekspres saat ditemui di ruang kerjanya, belum lama ini.
Baca Juga:Dinkes Bandung Jelaskan Miras Oplosan Bahaya untuk Tubuh Manusia, Bisa Sebabkan Kematian?Pembangunan Infrastruktur di Desa Cibogo Terus Berlanjut
Menurutnya, penempatan fasilitas literasi merupakan hal yang penting, sehingga buku-buku bacaan tersebut disimpan hampir di setiap RW.
“Kalau untuk bacaannya kita sesuaikan, jadi sebagian besar bukunya berbasis agama Islam,” ujarnya.
Dijelaskan Budi, penempatan fasilitas literasi itu sengaja disimpan di setiap masjid agar tepat sasaran serta kemanfaatannya lebih terasa.
“Selain Al Quran, buku bacaan sejarah Nabi dengan model ilustrasi itu juga ada. Jadi dikelolanya juga oleh marbot masjid dan guru-guru ngaji,” jelasnya.
Budi menerangkan, kelengkapan buku-buku rencananya akan dilakukan penambahan, dengan target bacaan usia dewasa.
“Usia remaja juga sudah ada sekarang, cuman untuk bacaan berat untuk dewasa belum, karena kita juga lihat kondisi warga,” terangnya.
Budi menilai, minat baca masyarakat di Desa Gandasari secara umum tergolong minim, jika merujuk pada fasilitas literasi yang ada. “Kita enggak tahu juga di rumah masing-masing apakah sering baca atau enggak. Yang jelas, baca informasi walaupun dari sosial media itu sepertinya banyak,” imbuhnya.
Baca Juga:Kades Belajar Jauh ke Bali Soal Potensi Desa, Agar Termotivasi Kembangkan BUMDesXmedia Subang Sediakan Jasa Service Handphone
Dia memaparkan, kemajuan teknologi informasi di era digital saat ini, cukup berdampak pada aktivitas sosial masyarakat. Karenannya, Budi berencana membuat fasilitas literasi yang dilengkapi dengan akses internet gratis khusus bagi warganya. “Tapi, itu masih dikonsepkan walaupun akses internet desa sudah berjalan. Kita mau fokus penambahan buku bacaan dulu,” paparnya.
Mengingat informasi publik begitu cepat dan luas, Budi mengimbau agar masyarakat bisa memilah bacaan kabar berita di media sosial.