SUBANG – Sejak kebakaran tahun 2012 lalu, Pasar Pujasera tidak diurus serius oleh Pemda Subang.
Pedagang lelah dan kecewa, tidak ada kepastian. Akhirnya mereka iuran membangun lapak non permanen.
Kabar akan dibangun mal, hanya angin lalu. Tidak jelas ujung pangkalnya.
Baca Juga:Gotong Royong Bisa Jadi Solusi Swasembada Daging SapiTak Langsung Pulang ke Subang, Ini Tempat Ojang Sohandi Singgah Sementara Usai Bebas Bersyarat
Padahal Pasar Pujaser adalah wajah kota. Hanya sepelemparan batu saja dari kompleks Pemkab Subang.
Pasar lainnya yang juga kebakaran, kini sudah berdiri megah. Misal, Pasar Kalijati dan Pagaden.
Pedagang mengaku tidak pernah diajak rapat untuk membahas renovasi atau pembangunan pasar.
Pemda pun kehilangan pendapatan dari retribusi pasar. Sejak kebakaran, retribusi pasar tidak jelas. Padahal di sana ada 113 pedagang.
Pengurus Koperasi Pasar Pujasera megklaim telah mendapati ijin dari Pemda Subang untuk membangun sementara kios-kios di bagian dalam Pasar Pujasera.
Hal itu diungkapkan oleh salah satu pengurus koperasi sekaligus pedagang, Asep.
Dia menyebut tidak mungkin para pedagang sepakat untuk membangun sementara melalui koperasi jika belum manegantongi ijin dari pemerintah.
Baca Juga:Forum Pemerhati Kebijakan Publik Ingatkan ULP Tak Atur Pemenang Proyek Pengadaan Barang dan Jasa di SubangEks Bupati Subang Ojang Sohandi Bebas Bersyarat
“Sebelum hendak akan dibangun, kita sudah lebih dulu bicara pada dinas, sampai bertemu ke Bupati, ya diijinkan, baru kita berembuk, untuk membangun,” jelasnya saat ditemui Pasundan Ekspres di kantornya, Selasa (6/9).
Menurutnya pembangunan pasar Pujasera ini digagas murni oleh para pedagang melalui koperasi, begitupun dengan biaya untuk pembangunannya. Mereka gotong royong, iuran mengumpulkan uang untuk membangun.
“Ini hasil dari (pedagang) iuran, untuk membangunnya juga,” tambahnya.
Kedepannya jika pemerintah daerah akan membangun seperti yang sudah di wacanakan sejak era Bupati Imas, Asep menyebut tidak menjadi masalah, dan sudah merupakan resiko.
“Kalau Pemda mau bangun dalam waktu dekat ini juga tidak masalah kami mah, itu sudah resiko. Yang paling penting kita pedagang di sini berupaya menghidupkan kembali kejayaan Pasar Pujasera,” tambahnya lagi.
Karena menurutnya sudah puluhan tahun Pasar Pujasera seperti mati enggan hidup tak mau, dibiarkan kumuh padahal letaknya di pusat kota.
Penghasilan para pedagangnya juga dijelaskan Asep tak kunjung ada perbaikan, lantaran kurang diminati pengunjung.
“Pengunjung ogah datang itu wajar karena tempatnya juga kumuh, makanya kita berembuk untuk membangun kembali, meskipun sifatnya hanya sementara,” tegasnya.