Catatan Harian Dahlan Iskan: 1000 Tahun

Catatan Harian Dahlan Iskan: 1000 Tahun (Dalam foto: Pangeran Charles naik tahta sebagai raja. Via Instagram/@clarencehouse)
Catatan Harian Dahlan Iskan: 1000 Tahun (Dalam foto: Pangeran Charles naik tahta sebagai raja. Via Instagram/@clarencehouse)
0 Komentar

GERAKAN ”Republik” seperti mati suri. Di Inggris. Wibawa, kebaikan, dan reputasi Ratu Elizabeth membuat minat menjadi republik seperti ditelan bumi.

Tidak akan selamanya. Terutama setelah Sang Ratu meninggal dunia Kamis sore lalu. “Selangkah lagi Inggris akan menjadi republik,” ujar aktivis antikerajaan di sana: Graham Smith.

Ia mengakui gerakan republik kalah angin selama Elizabeth menjadi ratu. Rakyat begitu cinta dia. “Tapi sikap rakyat akan berubah di tangan raja baru,” ujarnya. “Mungkin kerajaan Inggris akan berakhir tidak lama lagi. Tepat di saat umurnya 1000 tahun,” tambahnya.

Baca Juga:Cara Daftar Platform CASN, yang Resmi Diluncurkan Ridwan KamilRidwan Kamil Luncurkan Tryout CASN Juara Sarana Pembelajaran untuk Seleksi Calon ASN

Gerakan republik segera memulai kampanye. Lewat medsos dan baliho. Memang jalan menuju penghapusan kerajaan tidak ada. Konstitusi Inggris sama sekali tidak memberi peluang untuk perubahan. Tata cara untuk berubah saja tidak ada.

Tapi aktivis republik tidak menyerah. Target mereka adalah referendum. Minta pendapat langsung rakyat. Waktunya belum bisa dipatok tapi akan tiba. “Anak muda sekarang kan sudah tidak punya rasa terikat dengan kerajaan,” katanya.

Tentu bisa saja Raja Charles kian mendapat simpati. Pidato pertamanya sangat bagus. Dunia mengakui. Juga Pak Mirza, komentator Disway.

Dalam pidato itu Raja Charles mulai menyebut nama Pangeran Harry, anak keduanya. Dari almarhumah Lady Di.

Charles mengatakan mencintai Harry, meski pun ia kini hidup di luar negeri, bersama istrinya. Sang istri bukan saja warga Amerika tapi juga punya ibu wanita kulit hitam.

Ucapan Raja Charles itu seperti titik balik. Harry yang sudah meninggalkan tugas kedinasan kerajaan –menjadi orang Amerika– seperti ingin dirangkul kembali.

Sejak Harry memilih wanita Amerika daripada takhta, ia memang sudah seperti ”orang luar”.  Harry sebenarnya sangat disayang Ratu Elizabeth, neneknya. Berbagai peristiwa menunjukkan kedekatan itu –melebihi kepada cucu yang lain.

Baca Juga:Catatan Harian Dahlan Iskan: Tinta ElizabethIndosat Ooredoo Hutchison Collabonation Tour Solo, Realisasi IM3 Hadirkan Pengalaman Internetan dengan Kualitas Jaringan Lebih Baik

Anak kedua Harry diberi nama Lilibet. Itu menandakan betapa Harry juga sangat mencintai neneknya, sang Ratu. Nama Lilibet adalah nama kecil sang Ratu. Nama itu diberikan karena Elizabeth-kecil sulit mengucapkan namanyi yang sebenarnya. Dan kini nama itu abadi menjadi nama anak kedua Harry-Meghan.

0 Komentar