Misi Srikandi Lodaya Lestarikan Tari Tradisional

Misi Srikandi Lodaya Lestarikan Tari Tradisional
USPE SAPEULOH/PASUNDAN EKSPRES MEMUKAU: Salah satunya penampilan Srikandi Lodaya saat di event Tenggarong Internasional Folk Art Festival (Tifaf) di Kabupaten Kutai Kertanegara, Kalimantan Timur.
0 Komentar

KARAWANG – Misi pelestarian budaya tari jaipong di tengah merebaknya tarian modern lebih banyak digemari kaula muda. Srikandi, yang dimotori oleh LSM Lodaya ini secara gigih melestarikan tari tradisional dengan tampil di berbagai daerah.

Ada 7 penari yang menjadi Srikandi Lodaya, para penari tersebut merupakan hasil seleksi ketat LSM Lodaya dalam pengembangan seni tari tradisi. Dibentuk sejak dua tahun lalu, Srikandi Lodaya dikatakan Nace memiliki misi pelestarian seni tari tradisi Jaipong.

“Srikandi ini kami buat untuk mengenalkan seni tari tradisi Jaipong, dan salah satunya mengenalkan tarian kreasi Jaipong Bedog Lubuk khas Karawang yang kami buat,” ujar Ketua LSM Lodaya, Nace Permana.

Baca Juga:Meriahkan HUT Karawang, 389 Penari Jaipong Goyang KarawangRibuan Siswa SD Ikuti Asesmen Nasional Berbasis Komputer

Sementara itu, Srikandi Lodaya angkatan pertama terdiri dari 7 penari muda. Antara lain, Hana Aulia Zahra (20), Kanaya Rahmatia, Chairunnisa (18), Tiara Putri Wiranata (15), Alda Cantika Putri (19), Salsa Rizkya (17), Raisa Salsabila (17) dan Violita Oktaviani (22).

Ketujuh penari muda tersebut diketahui juga memiliki prestasi sebelum menjadi bagian dari Srikandi Lodaya. Seperti halnya Hana Aulia Zahra yang pernah menjuarai berbagai lomba tari Jaipong di beberapa ajang lomba di Karawang ataupun luar Karawang.

“Saya memilih tari Jaipong tentunya senang, juga ingin melestarikan, karena siapa lagi kalau bukan generasi muda,” kata Hana yang berstatus mahasiswa seni tari di UPI Bandung.

Hana juga mengakui senang bergabung dengan Srikandi Lodaya dari segi pengembangan seni tarinya. “Di Srikandi Lodaya banyak hal yang didapat bukan sekedar dapat uang tapi juga pengalaman yang luar biasa, salah satunya penampilan saat di event Tenggarong Internasional Folk Art Festival (Tifaf) di Kabupaten Kutai Kertanegara, Kalimantan Timur,” katanya.

Kegiatan Tifaf ini dikatakannya diikuti oleh 10 negara yang tergabung dalam Council of International Organizations Folklore Festival and Folk Art (Cioff). “Jadi penyambutannya luar biasa dan juga Tarian Bedog Lubuk sangat diapresiasi di sana,” ucapnya.

Hana dan 6 penari lainnya mengaku memilih tari Jaipong karena tertarik dengan gerakannya. “Kalau misi pelestariannya memang itu tujuan dari kami bertujuh, tapi selain itu memang tari Jaipong ini banyak gerakan dan maknanya yang tidak sekedar hanya gerak biasa,” terangnya.

0 Komentar