Panggilan pertama kemudian panggilan kedua, masih ada toleransi bila tidak mengerjakan, akan tetapi pada panggilan ketiga, sudah tidak ada ampun, tubuh membujur kaku dan semua perbuatannya akan dipertanggungjawabkan kelak di hari akhir maka ketika kita bersholawat, kita punya harapan agar kelak di hari pembalasan, kita akan mendapatkan pertolongan atau safaat dari Nabi atas izin Allah. Pengadilan di akherat adalah pengadilan yang sempurna, seperti firman Allah dalam Surat Yasi ayat 65 yang artinya
“Pada hari ini ,Kami tutup mulut mereka, tangan mereka akan berkata dan kaki mereka akan memberi kesaksia terhadap apa yang dahulu mereka kerjakan”.
Kalimat thoyibah yang diucapkan ketika mendapatkan musibah, adalah tuntutan Alquran kepada orang yang tergolong sabar untuk mengucapkannya ketika ditimpa musibah atas cobaan Allah yang berupa sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan.
Baca Juga:Siswa SMAN 4 Karawang Raih Juara Olimpiade Sains, Raih Medali Emas, Perak Hingga PerungguPemdes Kawungluwuk Bangun Jalan Kampung
Yang artinya: “Sesungguhnya kami milik Allah dan kepada-Nya-lah kami kembali”. Mereka itulah yang memperoleh ampunan dan rahmat dari Tuhanya, dan mereka itulah orang-orang yang mendapatkan petunjuk. Demikian pesan Alquran Surah Al Baqarah ayat 155-157.
Pesan ini sangat jelas bahwa dalam kondisi seperti saat ini kita harus berpasrah diri kepada Allah dengan semakin mendekatkan diri kepada Rabnya agar senantiasa diberi ketabahan menghadapi musibah yang sedang menimpanya karena Allah beserta orang-orang yang sabar.
Kalimat thoyibah tersebut mengandung kesadaran tauhid yang tinggi di mana setiap musibah yang berupa cobaan, ujian dalam bentuk apapun itu berasal atas kehendaknya, suka atau tidak suka itu hak Allah.
Oleh karenanya mari kita persiapkan dengan baik dan sempurna sebelum panggilan terakhir datang yaitu kematian. Rosul sudah berpesan menghadapi hal tersebut dengan selalu mengingat tentang mati dan mempersiapkannya.
Setiap corong masjid mengumandangkan kalimat thayibah ini menjadi pelajaran yang berharga kepada kita agar selalu mempersiapkannya. (*)
Oleh:
Drs. H. Priyono, M.Si
(Dosen Fakultas Geografi Universitas Muhammadiyah Surakarta)