Makan Nasi Liwet Bersama di Jalan, Bagian Tradisi Warga Wangunharja Lembang

TRADISI: Warga Desa Wangunharja memadati jalan sepanjang 3 km, untuk makan bersama nasi liwet.EKO SETIONO/PASUNDAN EKSPRES
TRADISI: Warga Desa Wangunharja memadati jalan sepanjang 3 km, untuk makan bersama nasi liwet.EKO SETIONO/PASUNDAN EKSPRES
0 Komentar

BANDUNG BARAT-Ribuan warga Desa Wangunharja, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat tumpah ruah memenuhi jalan untuk mengadakan syukuran dengan cara makan nasi liwet bersama, Minggu (9/10) sore.

Warga sukarela memasak makanan di rumahnya masing-masing, selesai dimasak, mereka lalu membawa nasi liwet berikut dengan lauk sederhana seperti ikan asin, goreng ayam, sambal, jengkol dan lalapan ke jalan dan ditaruh di atas tikar yang dijadikan juga sebagai alas duduk.

Setelah aba-aba suara sirine dibunyikan, warga dipersilahkan menyantap makanan yang dibawanya. Bukan hanya para orangtua, istri dan anaknya pun diajak untuk menikmati makanan khas Indonesia itu, mereka menyantap makanan berderet sembari duduk bersila.

Baca Juga:Rumah Makan Saung Empang Tampilkan Nuansa Lokal, Rajanya Ayam dan Ikan BakarHengki: Saya Tidak Mengejar Status Bupati Definitif, Fokus Selesaikan Janji Politik

Acara makan liwet bersama di jalan sepanjang 3 kilometer ini telah menjadi tradisi warga Desa Wangunharja, Lembang, setiap tahun, namun sempat terhenti selama dua tahun akibat pandemi Covid-19.

Kepala Desa Wangunharja, Dede Hermawan mengatakan, makan nasi liwet bersama yang melibatkan lebih dari 7 ribu orang ini dilaksanakan dalam rangka syukuran HUT Desa Wangunharja sekaligus memperingati Maulid Nabi Muhammad.

“Tujuan utamanya menumbuhkan rasa kebersamaan masyarakat dalam berbagai hal, baik kegiatan pembangunan, pemerintah, sosial dan sebagainya yang dilandasi kultur desa untuk melestarikan adat budaya,” kata Dede.

Kegiatan dilaksanakan selepas warga beraktivitas agar tak mengganggu pekerjaan mereka sebagai petani. “Warga luar biasa sekali, dibuktikan pada hari ini turun ke jalan. Jumlah penduduk kita 79 persen profesinya petani dan buruh tani, maka kita mengkondisikan sore hari agar tidak mengganggu aktivitasnya,” jelasnya.

Salah seorang warga, Imas (45) mengaku, antusias mengikuti makan nasi liwet bersama sebab hanya dilakukan satu tahun sekali. Selain bisa menambah kebersamaan, kegiatan ini juga mempererat silaturahmi antara sesama warga.

“Menunya terserah warga, kalau saya ayam goreng, tempe, tahu, sambal dan lalapan. Tentunya melalui kegiatan ini warga harapannya bisa lebih makmur, sejahtera dan sehat selalu,” ucapnya.(eko/sep)

 

0 Komentar