Adang pun akhirnya pindah kuliah dari Unjani dan melanjutkan pindah ke kampus yang sekarang Universitas Subang jurusan teknik mesin.
Sammbil kuliah dirinya pun menjadi supir angkot, pertumbuhan ekonominya meningkat.
Dari 11 angkot bertambah menjadi 11 angkot. “Hasil dari usaha angkot saya, Alhamdulillah saya bisa membeli rumah di BTN Ciheleut, memberangkatkan ibu saya ke tanah suci untuk ibadah haji, dan saya akhirnya menikah di tahun 1996,” jelasnya.
Sukses menjadi juragan angkot, pada tahun 2001 dirinya melamar kerja tenaga kontrak di Pemda Subang. Saat itu menerima gaji Rp400 ribu per bulan.
Baca Juga:Cuaca Ekstrim, Waspada Penyakit PancarobaDemi Porprov, Bersatulah!
Dia ditugaskan menjadi sopir Camat Compreng. Selanjutnya menjadi petugas radio dan telekomunikasi di kecamatan Cibogo.
“Pada tahun 2007 ada program pengangkatan PNS, akhirnya saya menjadi PNS,” ujarnya.
Adang ditugaskan di Kecamatan Dawuan tahun 2008, pada tahun 2012 dirinya menjadi Kasubag Umum di Kecamatan Purwadadi. Lalu menjadi Pjs Kepala Desa di Pasirbngur, kemudian menjadi Lurah Soklat.
“Alhamdulillah sepeser pun, saya gak mengeluarkan uang untuk jenjang karir saya,” ungkapnya.
Adang menjelaskan pencapaian yang di raihnya saat ini, memang tidak lepas dari peran orang tua dan semangatnya untuk meraih mimpi-mimpinya.
“Saya memimpikan bisa menjadi pelayan masyarakat, dan saya berikan motivasi untuk masyarakat jalani mimpi dan berusaha meraihnya,” ungkapnya.(ygo/ysp)