Ruwatan Bumi, Tradisi Masyarakat Pedesaan yang Masih Lestari

ruwatan bumi
ARAK-ARAKAN: Patung menyerupai Kerbau yang ikut diarak keliling kampung meriahkan kegiatan Ruwatan Bumi di Desa Pangsor Kecamatan Pagaden Barat, Minggu (16/10). DADAN RAMDAN/PASUNDAN EKSPRES
0 Komentar

Budaya Turun Temurun

SUBANG-Tradisi Ruwatan Bumi sudah turun temurun dan menjadi budaya lokal masyarakat pedesaan di Indonesia. Tradisi ini perlu dijaga agar tetap lestari. Seperti halnya yang dilaksanakan oleh Pemdes Pangsor yang menggelar Ruwatan Bumi dipusatkan di bale desa, Minggu (16/10).

Acara ruwatan bumi biasanya dilaksanakan sebelum dan menjelang musim tanam padi rendeng tiba. Biasanya diisi dengan acara arak-arakan keliling kampung, berjalan kaki dari mulai kepala desa hingga perangkat desa sampai ke tingkat RT/RW dengan membawa aneka Dongdang yang dihiasi oleh hasil bumi serta aneka makanan dan minuman segar.

Namun ada yang unik dari acara Ruwatan Bumi kali ini, yaitu adanya sebuah patung Kerbau dan Tumpeng Raksasa, yang juga ikut diarak keliling kampung bersama perangkat desa.

Baca Juga:Dukung Zero Stunting, Aqua Subang Bantu Asupan Gizi Anak-anakProgram Inovatif Dorong Masyarakat Taat Bayar Pajak

Sementara tetabuhan musik tradisional Gembyung dan Sisingaan juga ikut menambah semaraknya Ruwatan Bumi tersebut.

Tradisi tersebut merupakan ritual manifestasi rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala yang diperoleh dari hasil bumi. Selain rasa syukur tadi sekaligus sebagai tindak tolak bala dan penghormatan kepada para leluhur Desa Pangsor.

Kepala Desa Pangsor Nunung Toyibah menyampaikan, tradisi Ruwatan Bumi ini sudah 20 tahun lebih kita laksanakan dan setiap tahun tradisi ini tetap dilestarikan setelah masa panen dan menyambut musim tanam padi rendeng tiba.

Bentuk Rasa Syukur

Ruwatan Bumi juga merupakan salah satu bentuk rasa syukur warga masyarakat Pangsor kepada Tuhan Yang Maha Esa atas keberkahan alam hasil alam yang dinikmati selama ini.

“Ya kita juga berdoa agar musim tanam kali ini hasilnya berlimpah dan petani pun hidup sejahtera,” kata Nunung Toyibah.

Gelar Budaya Ruwatan Bumi Desa Pangsor ini selain untuk kesejehteraan para petani dan masyarakat Desa Pangsor, juga sebagai ajang tali silaturahmi para petani serta masyarakat yang diisi hiburan kesenian tradisional Gemyung dan sisingan serta mobil hias dari masing-masing dusun.

“Semoga apa yang dilaksanakan warga masyarakat dan Pemdes Pangsor ini dapat menjadi motivasi dalam meningkatkan kesejahteraan para petani di Desa Pangsor,” ujar Nunung.

0 Komentar