Sejarah Kebaya Encim, Mitos atau Fakta Berasal dari Betawi?

Sejarah Kebaya Encim, Mitos atau Fakta Berasal dari Betawi?
0 Komentar

Ragam – Kebaya encim kerap dikaitkan dengan budaya dari betawi. Busana yang merupakan turunan fashion dari Tionghoa ini tetap terjaga namanya hingga saat ini.

Kebaya encim dikenal memiliki warna yang mencolok dan modelnya yang tradisional namun masih terlihat modis apabila digunakan di zaman sekarang.

Namun, tahukah kamu tentang sejarah kebaya encim?

“Kebaya encim dulunya dikenal dengan nama kebaya Nyonya. Merupakan item fashion yang biasa dikenakan nyonya-nyonya Tionghoa. Warnanya memang sejak dari dulu sudah terang,” ujar Desainer Musa Widyatmodjo.

Baca Juga:Kebaya Wisuda Brokat Terbaru 2022, Sederhana dan Cantik!5 Rekomendasi Film Anime Romance Terbaik, Bikin Baper!

Sementara itu, masyarakat betawi mengenalnya dengan kebaya Noni. Kebaya ini berbeda dengan kebaya Nyonya, karena merupakan turunan dari budaya Belanda dengan warna putih dan renda-renda sebagai aksennya.

Aksesori yang dipadupadankan pada kebaya encim, dijelaskan Musa adalah konde dan tusuk konde.

Musa mengungkapkan pemakaian kebaya encim tidak boleh asal pakai. Jika kamu memakai kebaya encim, kamu harus mengetahui arti disetiap warnanya.

“Kebaya encim warna putih-biru dihubungkan dengan duka cita atau berkabung. Lalu kalau yang warna-warni sifatnya untuk pesta, tepatnya warna fuschia dan hijau turquoise, bukan merah, ya,” tutur Musa.

Jika selama ini kebaya encim dihubungkan dengan kultur Betawi, ternyata ada ketidaksesuaian di sana. Pasalnya, suku Betawi memiliki kebaya pribadi yaitu kebaya betawi.

“Kebaya Betawi itu bentuknya seperti Kebaya Kartini. Warnanya polos dan tidak ada bordir. Biasanya kebaya ini dilengkapi dengan pemakaian kerudung karena pengaruh masuknya agama Islam. Kebaya Betawi juga selalu dipadukan dengan kain panjang dan bros,” tutup Musa. (yni)

0 Komentar