Generasi Z adaptif dengan teknologi karena lahir di tengah masifnya kemajuan teknologi, generasi Z bisa dijuluki sebagai generasi internet, generasi net, atau iGeneration. Julukan itu pantas diberikan karena mereka sudah akrab dengan teknologi sejak usianya masih belia. Karena faktor teknologi, generasi Z bisa menumpahkan seluruh kegiatan pada satu waktu. Mulai dari bermain media sosial di smartphone, browsing di laptop atau PC, termasuk mendengarkan musik. Tak heran apabila generasi Z dinilai dapat melakukan multitasking atau melakukan beberapa aktivitas dalam satu waktu. Kondisi keuangan generasi Z menurut hasil survei Transamerica, belum aman karena berbagai faktor. Sekitar sepertiga generasi Z memiliki kecenderungan untuk mengurangi pengeluaran sehari-hari karena pandemi Covid-19. Meskipun kondisi keuangan generasi Z belum sepenuhnya mapan, mereka punya rencana yang baik untuk pensiun. Transamerica menyebutkan bahwa generasi Z sudah mulai menabung untuk masa pensiun pada usia 19 tahun. Kesadaran mereka terhadap hari tua jauh lebih awal jika dibandingkan dengan generasi milenial, generasi Z, dan baby boomer.
Generasi Z sedang memasuki tahapan krisis quarter life crisis, yang dianggap sudah ditinggalkan oleh Generasi Milenial, ciri yang dapat diidentifikasi dari krisis ini adalah:
- Berhenti membandingkan diri dan merasa “kalah lomba”.
Perasaan “kalah lomba” ini muncul dari perbandingan pencapaian di lingkungan mereka sendiri, seperti melihat teman-teman yang lulus lebih dulu, sementara yang lain masih memiliki kendala dalam menyelesaikan kuliah, kemudian setelah lulus, mereka melihat beberapa temannya sudah mendapat pekerjaan, sementara yang lain masih bingung mendapatkannya. Perasaan “kalah”, ditambah dengan selalu ingin memiliki tanggung jawab yang lebih ini merupakan salah satu ciri dari quarter life crisis.
Baca Juga:SUMPAH PEMUDA dan Tantangan Lintas Generasi (Bagian 1)Cara Berlangganan Prime Video Gratis 1 Bulan Bisa Juga dengan Telkomsel
Hidup bukanlah sebuah lomba, tiap orang pasti memiliki waktunya masing-masing. Oleh karena itu, coba untuk berhenti membandingkan diri sendiri dengan orang lain. Hal yang dilihat dari lingkungan melalui media sosial bisa jadi hanya sebagian dari cerita utuhnya yang tak sepenuhnya indah. Ada idiom yang mengatakan bahwa rumput tetangga memang akan selalu terlihat lebih hijau.