SUBANG-Tradisi Ruwat Bumi (Ngarawat Bumi) adalah tradisi yang sudah turun temurun sejak nenek moyang dulu , khususnya di Nusantara Indonesia ini.
Tradisi ini menjadi penting, jelang musim tanam tiba, petani kerap melangsungkan kegiatan budaya lokal Ruwatan Bumi dengan memasang “Bebetek” istilah bahasa Sunda.
Bebetek itu bergantungan berupa buah buahan, makanan, minuman serta hasil bumi lainya. Bahkan kaos dan ikan emas pun terlihat menggantung di Bebetek tersebut.
Itulah yang saat ini dilaksanakan oleh Pemdes Mekarwangi. Ruwatan Bumi ini digelar Sabtu 5 Nopember 2022.
Masyarakat antusias menyambut acara budaya tani tahunan itu. Petani, pedagang, pegawai negeri, karyawan pabrik dan karang taruna pun turut serta memeriahkan ruwatan tersebut.
Baca Juga:Dinkes Uji Sampel Bubur yang Diduga Sebabkan Siswa SD di Subang Keracunan, Polisi Periksa Dua Sales PT Cipta Niaga SemestaKetua KONI dan Ketua Korwil IMI Subang Semangati Atlet, Optimis Raih Dua Emas di Porprov Jabar
“Saya warga Kampung Kiance hampir semua gang di sini kita bikin Bebeteknya, ada kaos dan ikan emas dari petani ikan dan konveksi,” kata Sofa pengurus Karang Taruna Mekar Desa Mekarwangi Kecamatan Pagaden Barat Subang.
Sementara itu Pamong Desa yang dipimpin Kepala Desa Mekarwangi dengan pakaian mangsi hitam nampak bersiap-siap mengelilingi perkampungan dan kadusunan.
H. Edi Rohedi Kades Mekarwangi menyampaikan, tradisi ruwatan bumi ini adalah untuk menyambut musim tanam rendeng, karena hujan sudah mulai turun.
Umumnya masyarakat Desa Mekarwangi masih agraris sangat membutuhkan air untuk mengolah sawahnya.
“Tentu kita harus bersyukur dan berdoa, mudahan-mudahan hasil tanam padi rendeng ini panennya mulus dan bagus melimpah, harga tinggi dan petani sejahtera, Aamiinn” tukasnya.(dan/ysp)