Pojokan 125 Secangkir Kopi

Pojokan 125 Secangkir Kopi
Pojokan 125 Secangkir Kopi
0 Komentar

Pahitnya kopi menjadi daya tarik. Menghamburkan kenikmatan, sensasi kesegaran, vitalitas dan semangat. Mencairkan kebekuan dan kejumudan bongkahan kecupetan pikiran. Meneguk segelas kopi menjadi ritual. Kebuntuan sekat lobi dan kerasnya konflik, termuluskan kesepakatan dalam aroma wangi kopi di kedai atau di lapak kopi.

Dihadapan kopi, semua sama. Tak ada pahit yang menyedihkan dalam seduhan aroma kopi. Aroma yang membangkitkan kesetaraan dan kebersamaan. Dalam hitam pekatnya warna kopi, kita disatukan untuk menikmati anugerah. Melahirkan kreatifitas dan pandangan jernih untuk melangkah ke depan. Kepahitan hidup seolah tertinggal dalam ampas yang juga menjadi pemanis wajah.

Konon Khalidi atau Khaldi yang ditransliterasi menjadi Kaldi bersama kambingnya, dianggap penemu pertama Biji Kopi secara tak sengaja. Kaldi hidup di sebuah Khanqah di Gesha, sebuah desa di kawasanb Kaffa Abbysinia yang kemudian dikenal dengan nama Ethiopia. Tak sengaja, Kaldi -nama yang kemudian menjadi merek kopi terkenal di Jepang, menemukan biji kopi lewat kambing gembalanya. Kambingnya semakin aktif setelah memakan buah berwarna merah kecil itu. Dan tak sengaja, biji buah berwarna merah itu terbakar, mengeluarkan aroma wangi. Sejak saat itulah, Kaldi mulai mengonsumsi kopi sebagai minuman yang membuat dirinya lebih aktif dan bisa terjaga. Kopi pun menjadi media bagi para sufi untuk menguatkan ritual dzikir pada malam hari.

Baca Juga:Pojokan 124, Gambar di BatikPojokan 123, Tiga dosa

Habib Abdurrahman bin Muhammad bin Abdurrahman bin Muhammad Al-Husainy Al-Hadramy dari marga Alaydrus (1070 H-1113 H) dalam kitabnya ‘Iinaasush Shofwah bi Anfaasil Qohwah’ mengatakan, biji kopi baru ditemukan akhir abad ke-8 Hijriyah di Yaman oleh Imam Abul Hasan Ali Asy-Syadzili bin Umar bin Ibrahim bin Abi Hudaimah Muhammad bin Abdullah bin Al-Faqih Muhammad Disa’in.  Pun syekhul Kabir Ibnu Sina menuliskan jenis-jenis kopi dalam kitabnya Al-Qonun fi al-Tibb. Inspirasi kopi pun merajuk Dee Lestari, melahirkan cerita pendek tahun 2006 yang diangkat menjadi filma layar lebar tahun 2015, Filosofi Kopi.

Pahitnya kopi mendongkrak pundi-pundi ekspor Indonesia. Tercatat Badan Pusat Statistik (BPS) mulai Januari-Agustus 2022, ekspor kopi Indonesia mencapai USD 698,18 juta. Di negeri sendiri pun, konsumsi kopi pun masih merajai. 774,6 ribu ton kopi habis di seruput masyarakat Indonesia pada tahun 2021.

0 Komentar