Aktifis 98 Purwakarta : Krisis Multidimensi yang Terjadi Akibat Sistem Negara Berbasis Kapitalisme

Purwakarta
0 Komentar

PURWAKARTA-Forum Intelektual Muslim Peduli Umat (FIM-PU) Purwakarta menghasilkan beberapa catatan melalui kegiatan Refleksi Akhir Tahun 2022 yang digelar di Billinia Factory Store Lt. 3, Purwakarta, beberapa waktu lalu.

Tercatat puluhan tokoh dan intelektual muslim saling bersilah ukhuwah dalam kegiatan Refleksi Akhir Tahun 2022 tersebut. Berbagai isu krusial yang terjadi sepanjang 2022 menjadi bahan diskusi. Tak hanya dikritisi tapi juga diberikan solusi dalam perspektif Islam terhadapnya.

Event dibuka oleh Samin Syahidin, M.Pd selaku pembawa acara yang juga tercatat sebagai dosen di STAI KHEZ Muttaqien. Hadir sebagai keynote speaker Agung Wisnuwardhana yang merupakan aktivis ’98.

Baca Juga:Ricky Syamsul Fauzi Jadi Calon Tunggal Ketum BPC HipmiPastikan Program Kerja Sekolah Berjalan

Tokoh yang akrab disapa Bung Agung ini memaparkan terkait kondisi negeri dan kancah internasional yang nampak tidak baik-baik saja.

Pasca-diguncang wabah Covid-19, Bung Agung mengutarakan berbagai fakta di lapangan secara ringkas dari berbagai peristiwa nasional dan mancanegara yang kemungkinan besar berdampak besar pada 2023. Yakni, terhadap kehidupan masyarakat secara lokal dan global.

“Berbagai krisis multidimensi yang terjadi pada 2022 merupakan akibat dari sistem negara berbasis kapitalisme, yang jamak diterapkan di hampir semua negara dan saat ini sedang diambang keruntuhan,” kata Bung Agung sesuai dengan rilis yang diterima redaksi, Selasa (27/12).

Selanjutnya, pada sesi talkshaw yang dipandu moderator Adriansah, M.Pd, para pemateri lainnya semakin menguatkan hal tersebut. Pada materi pertama dalam bidang ekonomi dan politik, Gugyh Susandi, M.Si., menyampaikan berbagai fakta bahwa kondisi perekonomian bumi pertiwi sedang memburuk.

“Pasca-wabah Covid-19, data dalam hal indeks pengembangan SDM, angka pengangguran, angka kecukupan gizi, angka kemiskinan dan lain sebagainya menunjukan angka statistik yang tidak bagus,” ujar Gugyh.

Kemudian, catatan di bidang pendidikan yang disampaikan Hilmansyah Saefullah, M.Pd., menunjukkan, data terkait pendidikan dalam negeri yang meningkat dari biaya pendidikan, namun tidak ada perubahan berarti dari aspek indeks IQ di indonesia dalam kancah global.

“Hal ini diperparah dengan statistik angka amoralitas dari berbagai aspek yang cenderung naik dibandingkan tahun sebelumnya. Terutama dalam aspek bullying, prostitusi, kenakalan remaja yang ternyata semakin mengkhawatirkan,” ucapnya.

0 Komentar