Oleh :
1.Ninuk Dyah Ekowati, M.Pd.(Guru di SMAK St. Hendrikus, Surabaya)
2.Drs.Priyono,MSi ( Dosen Senior pada Fakultas Geografi Universitas Muhammadiyah Surakarta )
Teori titik henti diciptakan oleh William J Reilly. Menurut William J Reilly, teori titik henti adalah teori yang digunakan untuk menentukan jarak maksimum antara kawasan komersial suatu kota. Dalam teori ini, Reilly juga menerapkan hukum fisika gravitasi untuk mengukur kekuatan perdagangan antara dua kota. Jadi teori Titik Henti membantu dalam menentukan tempat-tempat pemasaran yang paling potensial.
Tempat pemasaran yang potensial ini digunakan untuk mendapatkan keuntungan yang sebesar-besarnya. William tak pernah membayangkan bahwa teknologi masa depan akan bisa merubah segalanya bahkan teorinya akan terbantahkan.
Baca Juga:Sinergi Foundation, Lembaga Amil Zakat (LAZ) Resmi di IndonesiaIni Wajah Baru Gapura Selamat Datang di Kota Subang!
Teori titik henti melakukan perhitungan dengan mempertimbangkan jarak suatu wilayah dengan wilayah lain, dan jumlah penduduk antara wilayah satu dengan wilayah yang lain. Jika jarak antar wilayah dekat dan jumlah penduduk antar wilayah yang besar maka memberikan peluang wilayah tersebut mempunyai kekuatan perdagangan. Kondisi ini mendukung untuk wilayah yang penduduknya besar, maka akan menjadi Central Business District.
Wilayah yang menjadi Central Business District atau CBD adalah kawasan pusat bisnis. CBD telah menjadi area utama kota atau kota kecil yang dikhususkan untuk perdagangan dan bisnis. CBDÂ merupakan pusat keuangan kota dan pusat-pusat fasilitas yang lain sebagai daerah yang paling ramai.
Dampak dari suatu daerah menjadi wilayah CBD meliputi beberapa hal, dampak negatifnya meliputi gerakan urbanisasi yang memberikan dampak samping yang cukup pelik yaitu pengangguran, kekumuhan, kriminalitas.
Urbanisasi tak terbendung karena CBD menyediakan berbagai fasilitas untuk mendapatkan keuntungan yang lebih dibanding daerah asal yang ditinggalkan misalnya kesempatan kerja, kelipatan pendapatan, munculnya sektor informal perkotaan. Hal yang paling menonjol adalah harga tanah di wilayah CBD naik dengan pesat. Hal ini disebabkan tanah di wilayah CBD merupakan wilayah pusat perdagangan yang dapat mengembangkan keuntungan. Sementara itu, dampak positifnya meliputi perkembangan siklus pereknomian, peningkatan produktifitas industri, peningkatan di bidang yang lain yaitu pendidikan, Kesehatan, dan ilmu pengetahuan teknologi.