Kemudian, kata Hadi, pada saat desa setempat sadar wisata, pasti akan meningkatkan kunjungan wisatawan dan akan berdampak baik untuk berbagai sektor. Seperti transportasi, kuliner, UMKM, penginapan dan lain sebagainya.
“Ini juga akan berdampak terhadap peningkatan sektor ekonomi daerah, termasuk masyarakat yang tinggal di sekitar objek wisata tersebut,” kata Hadi
Terkadang, ucap Hadi, dibutuhkan peran besar dari asosiasi atau komunitas yang fokus terhardap pariwisata, seperti Pokdarwis, Kompepar, GenPi, Duta Pariwisata Mojang Jajaka, Komite Ekraf dan lain sebagainya.
Baca Juga:Wajib Pendidikan Dasar 13 TahunBaznas Akan Dirikan Klinik Anak Gratis
“Yaitu, untuk mempekuat kembali tugas dan peran masing-masing dalam mengedukasi masyarakat dan pemerintahan di tingkat desa.
Upaya-upaya ini perlu dilakukan,” kata Hadi.
Sehingga, lanjut Hadi, saat masing-masing tempat wisata melakukan promosi dengan gencar, maka wisatawan yang datang tidak akan kecewa. “Sebaliknya malah akan membuat wisatawan tersebut menjadi nyaman,” ujarnya.
Apabila hal tersebut terjadi, maka promosi yang dilakukan akan bergaung. Semakin menggema dan memancing kedatangan wisatawan baru baik dari dalam maupun luar negeri.
Lebih lanjut, Hadi menambahkan, pariwisata tidak hanya menciptakan lapangan kerja di sektor tersier, tetapi juga mendorong pertumbuhan di sektor industri primer dan sekunder.
“Ini dikenal sebagai multiplier effect. Dalam bentuknya yang paling sederhana adalah berapa kali uang yang dihabiskan oleh wisatawan beredar melalui perekonomian desa dan berputar menjadi pendapatan daerah,” ucapnya.(add/sep)