Pojokan 139, Keluhan Buya

Pojokan 139, Keluhan Buya (Kang Marbawi)
Pojokan 139, Keluhan Buya (Kang Marbawi)
0 Komentar

Soal ketimpangan distribusi pendapatan di Indonesia ini, Badan Pusat Statistik (BPS) memiliki data yang cantik. Coba saja lihat data BPS, pada Maret 2022.

Tingkat ketimpangan pengeluaran penduduk Indonesia yang diukur menggunakan Ratio Gini adalah sebesar 0,384.

Angka ini meningkat 0,003 poin jika dibandingkan dengan Ratio Gini September 2021 sebesar 0,381.

Baca Juga:Bulan K3 Nasional, Dirut PLN Instruksikan Utamakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Demi Pelayanan OptimalHarga Es Krim Mixue, Minuman Viral Pencari Ruko Kosong, Update Februari 2023

Namun tidak mengalami perubahan jika dibandingkan dengan Gini Ratio Maret 2021 yaitu sebesar 0,384.

Berdasarkan ukuran ketimpangan Bank Dunia, distribusi pengeluaran pada kelompok 40 persen terbawah sebesar 18,06 persen.

Jika dirinci berdasarkan daerah, di perkotaan angkanya tercatat sebesar 17,07 persen yang berarti tergolong pada kategori ketimpangan rendah.

Pojokan 139, Keluhan Buya

Sementara untuk perdesaan, angkanya tercatat sebesar 21,01 persen.

Hal ini berarti pengeluaran penduduk pada Maret 2022 berada pada kategori tingkat ketimpangan rendah.

Pendek kata, hal-hal yang bisa mendorong kocek rakyat kecil tetap ada isi dari usaha yang produktif, perlu masuk dalam rumusan Ekonomi Pancasila.

Menurunkan ketimpangan pendapatan tidak seperti jarak bumi dan langit, menjadi bagian yang harus ada di dalam rumusan ekonomi Pancasila.

Rumusan itu juga harus sederhana, bisa dilaksanakan namun tetap memenuhi asas-asas keadilan dan melahirkan kesejahteraan nyata.

Baca Juga:Samsung Galaxy S23 Ultra 5G Harga dan Spesifikasi, Lengkap Keunggulan Fitur Kamera EpicnyaGame Minecraft Asli, Update Februari 2023 Link Download di Sini

Coba saja ingat amanat Presiden Joko Widodo pada saat peringatan hari Lahir Pancasila di Ende 1 Juni 2022 lalu;

“Inilah tugas kita Bersama, tugas seluruh komponen bangsa, menjadikan Pancasila sebagai ideologi yang bekerja, yang dirasakan kehadirannya, dan dirasakan manfaatnya oleh seluruh tumpah darah Indonesia”

Demikian kira-kira terjemahan keluhan Buya Syafi’i. Kurang lebihnya, silahkan disesuaikan. (Kang Marbawi, 120223)

 

0 Komentar