Lahan Pertanian Hancur, Banjir di Dusun Langensari Ubah Lahan Pertanian jadi Tambak Ikan

Dusun Langensari
CARI IKAN: Kake Miska (73) sedang mencari ikan pesawahan yang terendam banjir dan beralih fungsi menjadi tambak ikan. CINDY DESITA/PASUNDAN EKSPRES
0 Komentar

SUBANG– Banjir yang terjadi di Dusun Langensari Desa Anggasari Kecamatan Sukasari, telah memberi banyak pengaruh tidak baik terhadap lingkungan. Penurunuan permukaan tanah juga semakin memberburuk keadaan lingkungan. Akibatnya, saat banjir semakin tinggi maka rumah-rumah warga dan lahan-lahan pertanian ikut terendam.

Menurut salah satu petani di Dusun Langensari Kake Miska (73) mengatakan, pada awalnya lahan pertanian masih dapat ditanam padi, namun akibat banjir melubar menjadikan lahan-lahan pertanian tersebut tidak dapat ditanami padi kembali.

“Di Dusun Langgensari sekarang tidak semua lahan pertanian dapat ditanami padi lagi. Semakin tahun semakin buruk keadaanya,” ujarnya.

Baca Juga:Primkop Kartika Bagikan Sisa Hasil Usaha, Komitmen Sejahterakan AnggotaPT Zenith Auto Gemilang One Service Finish di Bengkel dan Cafe Zenith

Menurutnya, sebagian besar petani yang memiliki uang lebih akan menjadikan sawah-sawah yang terendam banjir menjadi tambak ikan nila dan bandeng.

“Tapi kalau petani yang tidak punya modal untuk merubah sawah menjadi tambak ikan, sawah itu akan terbengkalai,” ungkapnya.

Miska mengaku dirinya merupakan salah satu petani yang tidak memiliki modal, untuk merubah lahan pertaniannya menjadi tambak ikan. Maka sehari-hari ia bekerja mencari ikan-ikan disekitar perairan yang terggenang banjir.

“Sehari-hari biasanya saya cari ikan disekitar sawah yang terkena banjir, karena akibat banjir ikan-ikan yang dari tambak orang lain biasanya limpas terbawa air,” jelasnya.

Ia juga menyebutkan, dalam sehari biasanya ia mendapatkan 1 hingga 3 kilogram ikan yang kemudian ia jual dengan kisaran harga Rp5.000 hingga Rp10.000 perkilogram, tergantung jenis dan ukuran ikannya.

“Ya alhamdulillah lumayan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari saya dan keluarga. Tapi kalau tidak laku dijual, biasanya ikannya di es terus diolah jadi ikan asin dan dijual ke pasar,” tuturnya.

Sementara itu, Wasim salah satu petani tambak ikan mengaku, banjir yang terjadi akibat intensitas curah hujan yang cukup tinggi beberapa hari yang lalu, menyebabkan tambak miliknya mengalami kerugian. “Ikan nila dan ikam bandeng yang saya tambak, terbawa arus banjir. Akibatnya, saya merugi dan jadi gagal panen,” ujarnya.

Baca Juga:Pensiun, Mantan Kapolsek Karawang Buka Kantor HukumPeran Komite Sekolah dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan Sekolah

Ia pun berharap pemerintah harus serius menangani masalah lingkunan ini. Menurutnya, tidak hanya keadaan fisik lingkungan yang terdampak oleh banjir, namun juga sektor perekonomian penduduk pun terdampak.

0 Komentar