Saat menyusun tulisan ini, penulis sedang menyampaikan materi Pedosfer (bagian tanah yang merupakan lapisan paling atas dari permukaan bumi) untuk kelas X semester 2. Pada saat menyampaikan materi ini, penulis menayangkan beberapa foto dan video bencana banjir dan tanah longsor disekitar lingkungan peserta didik, yaitu di wilayah Desa Padarangin kec. Slogohimo, Kecamatan Kismantoro, Kecamatan Tirtomoyo, dan di kecamatan Jatipurno, kabupaten Wonogiri. Setelah menayangkan sumber belajar tersebut, kemudian dilanjutkan dengan membuka ruang diskusi dengan peserta didik, terkait dengan jenis tanah di daerah tersebut, jenis penutup lahan, pemicu longsor, antisipasi tanah longsor dan hingga mengajak peserta didik untuk berfikir kritis bagaimana menemukan upaya mitigasi terhadap bencana tanah longsor.
Peserta didik diberi kesempatan untuk menyampaikan analisisnya dengan bahasa yang dikuasai peserta didik. Pada proses ini guru hanya memfasilitasi proses diskusi di kelas sehingga tidak ‘memaksakan’ fikiran atau kesimpulan kepada para peserta didik. Akhirnya, sebagai kegiatan penutup, peserta didik diajak untuk membuat kesimpulan. Peserta didik menuliskan kesimpulan dan pendapat yang muncul selama poses diskusi berlangsung serta mempresentasikan kesimpulan yang telah dibuatnya itu didepan kelas untuk dianalisi bersama-sama.
Pelaksanaan kegiatan LG 20’ dalam pembelajaran geografi memberikan warna baru pembelajaran Geogafi terutama bagi penulis dan peserta didik. Kegaitan ini mampu mendorong peserta didik dalam suasana riuh diskusi dan lebih aktif menyampaikan pendapat dan buah fikiran melalui kegiatan menulis dan mengasah kepercayaan diri dengan cara praktek presentasi didepan kelas dihadapan guru dan teman sebaya. Bagi guru, model pembelajaran seperti ini akan membuat guru menjadi dekat dengan peserta didik melalui ruang diskusi sehingga sekat psikologis dalam penyampaian materi pembelajaran sedikit demi sedikit bisa dieliminasi.(*)