MONUMEN 45 (Momen Indah Meraih Kemenangan 45)

MONUMEN 45 (Momen Indah Meraih Kemenangan 45)
0 Komentar

‘Lebih baik bersiap perang daripada berharap bahwa musuh tidak pernah datang’ adalah kalimat yang sesuai jika dilihat dari susut pandang prajurit RI kala itu. Pihak Belanda melanggar janjinya, mereka malah mengirimkan sekelompok tentara untuk membunuh warga Ciseupan dan menyergap prajurit RI. Karena serangan yang mendadak, prajurit RI terpaksa mundur tanpa persenjataan yang lengkap. Pimpinan Pasukan, yakni Mayor Engkang Darsono mengerahkan semua prajurit RI ke Ciseupan setelah mendapat laporan peristiwa tersebut.

Pertempuran pun terjadi tak terelakan. Prajurit RI dibantu oleh warga sekitar terus mendesak tentara Belanda dan membuang senjata mereka entah kemana, bahkan tentara Belanda banyak yang tidak berpakaian lengkap. Kekalahan sudah nampak di depan mata, tentara Belanda memutuskan untuk mundur hingga akhirnya kemenangan diraih oleh bangsa Indonesia dengan bangga dan haru.

Meskipun faktanya, kemenangan tersebut tetap saja diiringi oleh pertumpahan darah dan air mata. Sebab, beberapa orang tentara RI gugur dan warga terluka akibat pertempuran tersebut. Untuk mengenang peristiwa tersebut, dibangunlah sebuah monumen yang berlokasi tepat dimana peristiwa itu terjadi. Pembangunan monumen perjuangan ini dilakukan sebanyak dua kali. Karena patung Mayor Engkong Darsono dan Mursid
yang pertama kali dibangun mengalami kerusakan hingga ambruk, lalu direhabilitasi dengan membangun patung Mayor Engkong Darsono dan patung harimau yang melambangkan Pasukan Batalion 3001 Kiansantang (Siliwangi).

Baca Juga:Ekspedisi Purwacarita, Napak Tilas Sejarah Dalem SholawatAngin Puting Beliung Rusak 51 Rumah di Karawang

Begitu banyak makna sejarah yang tersirat dalam monumen tersebut, tetapi hal itu tak membuat salah satu tanda sejarah tersebut diketahui oleh masyarakat Indonesia, khususnya masyarakat Subang itu sendiri. Karena faktanya masih banyak yang melupakan peristiwa penting tersebut dan tidak mengetahui keberadaan bukti sejarahnya. Padahal keberadaan monumen perjuangan tersebut merupakan sebuah kebanggaan bagi masyarakat Tanjungsiang dan seharusnya juga bagi seluruh masyarakat Subang.

Monumen tersebut bisa menjadi nilai tambah dan daya tarik khas bagi wisatawan. Namun sayangnya, akses jalan yang bisa ditempuh menuju monumen tersebut bisa dikatakan kurang layak untuk dilalui oleh kendaraan, jalanan yang sempit dan berlubang akan mempersulit bagi para wisatawan untuk bisa berwisata disana. Jikapun ada jalan memutar menuju kesana, bisa menempuh waktu yang sangat lama dan kemungkinan terbesarnya harus melawati jalanan yang curam dan licin. Ditambah lagi dengan rendahnya minat dan kepeduliaan masyarakat terhadap monumen tersebut menyebabkan keadaannya saat ini memerlukan lebih banyak perhatian, baik dari masyarakat juga pemerintah.

0 Komentar