9. Obat Darah Tinggi
Golongan obat yang disebut ACE Inhibitor dan Angiotensin Inhibitor termasuk obat darah tinggi yang bisa menyebabkan risiko terjadinya kecacatan dalam perkembangan janin yang menjadi salah satu penyebab dari keguguran.
10. Pil Kencing atau Diuretik
Diuretik atau pil kencing merupakan obat yang biasa digunakan untuk mengobati pembengkakan atau penumpukan cairan pada tubuh. Obat ini juga bisa menyebabkan dehidrasi dan kekeringan lendir pada bagian serviks.
Berdasarkan teori, diuretik berhubungan dengan penurunan cardiac output, penurunan volume plasma darah, dan perfusi utero placental. Penurunan perfusi ini dapat mengganggu kadar oksigen dari ibu ke janin. Namun, secara klinis beberapa obat pil kencing ini tidak berbahaya bagi tubuh seperti golongan amiloride, triamterene, dan hydroclorothiazide.
Baca Juga:8 Tanda Rasa Perut Hamil 6 Minggu, Kenali Yuk Mom!5 Cara Penulisan Resep Obat yang Benar, Gak Boleh Asal-Asalan!
11. Kortikosteroid (Cortisone dan Prednisone)
Obat kortikosteroid tersedia berbagai bentuk mulai dari obat minum, suntik, di hirup, hingga krim. Jenis obat kortikosteroid yakni seperti prednisone dan cortisone yang bisa membantu mengurangi kemerahan, pembengkakan, asma, radang sendi, dan gatal-gatal karena alergi,
Ibu hamil yang mengonsumsi obat ini dalam jangka pendek tidak akan melihat perubahan dalam kesuburan. Namun, karena kortikosteroid berkaitan dengan hormon kortisol yang di produksi oleh kelenjar adrenal, maka penggunaan dalam jangka panjang dapat mengacaukan siklus ovulasi dan menstruasi. Di sisi lain, obat ini juga dapat meningkatkan risiko kelahiran prematur pada bayi.
Perlu mom perhatikan bahwa obat di atas tidak selalu menyebabkan keguguran. Namun, bisa saja meningkatkan risiko keguguran. Sehingga mom di sarankan untuk selalu mengkonsultasikan dengan dokter mengenai obat apa yang aman dan tidak aman untuk ibu hamil konsumsi. Semoga bermanfaat.
(nym)