Bacaan Do’a dan Niat Puasa Ramadhan ini tentu saja dibaca setelah shalat isya dan biasanya setelah shalat tarawih dan witir, dan dalam batas maksimal sebelum Adzan Subuh berkumandang yang menandakan Puasa pada hari itu sudah dimulai.
Dari 4 Imam Mazhab terdapat sedikit perbedaan mengenai Niat puasa sebulan penuh dan setiap hari, tetapi semua tentu dilakukan atas dasar ilmu-ilmu Agama yang sangat dalam, kita sebagai Orang awam sebaiknya tidak saling mencela, dan silahkan memilih niat yang mana selagi tidak bertentangan dengan Syari’at Islam.
- Bacaan Do’a Dan Niat Puasa Ramadhan 1 Bulan Penuh Menurut Imam Maliki
Niat Puasa 1 Bulan
Menurut pendapat Malikiyyah cukup untuk menjamak (mengumpulkan) niat puasa sebulan di malam pertama bulan Ramadhan. Mereka tidak mewajibkan mengulangi niat di hari berikutnya. Tetapi bukan berarti kita menyimpulkan tidak perlu niat di hari-hari berikutnya.
Tentang Niat Puasa Sebulan Penuh:
Baca Juga:TUHANPinjaman 500 Ribu Cair Bisa Transfer ke Dana, Bukan Pinjol Ilegal!
Dalam Sabil al-Huda Karya KH A Idris Marzuqi, Pengasuh Pondok Pesantren Lirboyo Kediri—semoga Allah merahmati Beliau—
Di dalam Karya beliau yang berisi himpunan wadhifah dan amaliyah menegaskan bahwa:
“Untuk berjaga-jaga agar puasa tetap sah ketika suatu saat lupa niat, sebaiknya pada hari pertama bulan Ramadhan berniat taqlid (mengikut) pada Imam Malik yang memperbolehkan niat puasa Ramadhan hanya pada permulaan saja. Dan adanya cara tersebut bukan berarti membuat kita tidak perlu lagi niat di setiap harinya, tetapi cukup hanya sebagai jalan keluar ketika benar-benar lupa,” (KH. A. Idris Marzuqi, Sabil al-Huda, hal. 51).
Lafazh niat puasa Sebulan penuh:
نَوَيْتُ صَوْمَ جَمِيْعِ شَهْرِ رَمَضَانِ هَذِهِ السَّنَةِ تَقْلِيْدًا لِلْإِمَامِ مَالِكٍ فَرْضًا لِلهِ تَعَالَى
Artinya: “Aku niat berpuasa di sepanjang bulan Ramadhan tahun ini dengan mengikuti Imam Malik, fardhu karena Allah” (terjemahan dari penulis).
Akan tetapi suatu masalah timbul muncul saat memasuki awal bulan Ramadhan ada wanita yang tidak dapat menjalankan puasa, bahwa bagaimana jika seseorang yang baru bisa berpuasa setelah hari pertama Ramadhan lalu berniat puasa seperti versi pendapat Imam Malik di atas? Hal tersebut perlu memahami konteks terlebih dahulu serta alasan mengapa pendapat Malikiyyah mempersilahkan jamak niat di awal Ramadhan.