PASUNDAN EKSPRES: BRICS Negara Gabungan Yang Akan Bikin Mata Uang Baru!
Mata Uang BRICS – Negara-negara gabungan BRICS yaitu Brasil, Rusia, India, Cina, dan
Afrika Selatan (BRICS) kini tengah berdiskusi untuk menciptakan mata uang tunggal,
Baca Juga:Tanpa Bunga! Pinjam Uang Di Aplikasi Pinjol Legal OJK Langsung Cair!Koe Artinya? Lengkap dengan Penjelasan Soal Bahasa Daerah di Indonesia
kemungkinan ini kata Pavel Knyazev, duta besar Kementerian Luar Negeri Rusia pada
hari Kamis (29/9), melansir Sputnik News.
Negara Gabungan BRICS! Buat Mata Uang Baru!
“Kemungkinan dan prospek mata uang tunggal bersama ini, berupa mata uang akuntansi
berbasis BRICS, sedang di bahas,” kata Knyazev selama diskusi ahli tentang prospek
perluasan BRICS dan Organisasi Kerjasama Shanghai yang di selenggarakan oleh Valdai Club.
Menurut pejabat tersebut terdapat sekitar 15 negara telah menyatakan minatnya untuk
bergabung dengan BRICS.
BRICS merupakan asosiasi informal ekonomi berkembang utama dunia, yang di bentuk
pada tahun 2006 untuk meningkatkan kerja sama antara negara-negara ini dan
menguraikan pendekatan umum untuk tantangan ekonomi global.
Anggota Kongres dari Partai Republik Marjorie Taylor Greene memperingatkan
bahwa dolar AS dapat berhenti menjadi mata uang dunia sebagai akibat dari konflik Ukraina.
Ia juga berpendapat bahwa Rusia berhasil membuktikan bahwa tidak membutuhkan greenback
Baca Juga:Kisi-kisi Tes Bahasa Inggris BUMNTalitaha Pavita Blak-blakan Soal Tato
untuk dapat berhasil mengembangkan ekonomi. Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov
mengatakan pekan lalu bahwa anggota BRICS bekerja untuk melakukan peningkatan pembayaran
dalam mata uang nasional akibat mekanisme sistem dolar yang tidak dapat di andalkan. hal ini
di lansir dari laman bergelora.com
Negara Gabungan BRICS! Buat Mata Uang Baru!
Penciptaan mata uang BRICS merupakan proses yang “tak terelakkan”
karena negara-negara anggota BRICS “tertarik untuk mengurangi dampak
mereka terhadap dolar AS dan menginternasionalkan mata uang mereka,” demikian Gal Luft,
direktur Institut Analisis Keamanan Global yang berbasis di Washington. Hal ini ia sampaikan
kepada Sputnik dan di kutip Bergelora.com di Jakarta
Dia memberikan saran bahwa jika di buat, mata uang seperti itu dapat
“di dukung emas” dan China, Rusia, dan Afrika Selatanlah yang dapat