PASUNDAN EKSPRES – Niat puasa untuk mengganti puasa Ramadhan ini perlu diketahui bagi siapapun yang puasanya bolong saat ramadan
Niat puasa untuk mengganti puasa ramadhan dengan benar ini disajikan agar kita tak salah dalam berniat untuk mengqadha puasa yang bocor saat bulan puasa ramadhan
Sepengetahuan penulis, segala bentuk niat harus diucapkan di dalam hati, karna yang diucapkan di lisan atau di mulut itu adalah lafadz niat.
Baca Juga:Bawa Kearifan Lokal Kampung Cieundeur ke Forum PBB, Ridwan Kamil Perkenalkan Toponimi dalam Manajemen Gempa CianjurGubernur Ridwan Kamil Jajaki Kerja Sama Investasi dengan AICC
Untuk itu kita perlu ketahui juga tentang perihal niat yang baik dan benar, dalam hal ini tentang niat puasa untuk mengganti puasa ramadhan
Apabila mau menjalankan puasa sunnah senin kamis atau puasa di bulan syawal, maka sebaiknya lebih mendahulukan puasa Qadha
Akan tetapi, Sepengetahuan penulis, seperti ceramah salah satu ulama, misalnya saja kita mengQadha atau membayar puasa ramadhan di bulan syawal,
In Sha Allah kita akan tetap mendapatkan pahala puasa sunnah tersebut, wallahu a’lam
Mendahulukan Puasa Qadha dibanding Puasa Sunnah
Niat Puasa Qadha atau Puasa Ganti
نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ قَضَاءِ فَرْضِ شَهْرِ رَمَضَانَ لِلهِ تَعَالَى
Nawaitu shauma ghadin ‘an qadhā’I fardhi syahri Ramadhāna lillâhi ta‘âlâ.
Dalam hati: “Aku/Sahajaku/Sengajaku berniat untuk mengqadha puasa Bulan Ramadhan esok hari (Wajib) karena Allah SWT.”
*Jika ketinggalan puasa ramadhan, tentu berbeda-beda ya qadha, ada yang qadha denga fidyah, tanpa fiyah, dan lainnya, hal ini juga perlu diperhatikan
Tabel Puasa Qadha
Baca Juga:Arus Mudik Lintas Jabar Tahun 2023 Sangat LancarKocok Arisan Online PC, Ga Perlu Ribet Download Aplikasi Lagi!
Tentang Niat
Bacaan Do’a puasa (lafadz) berbahasa Arab Sunah diucapkan di mulut, dan Niat puasa Ramadhan wajib dilakukan, dan Niat itu diucapkan di dalam hati, bukan dimulut, jika dimulut adalah Lafadz niat.
Ulama Mazhab Syafi’i sangat berhati-hati ketika merumuskan suatu hukum syari’at.
Diterangkan dalam Kitab Kifayatul Akhyar, karya Syekh Taqiyyuddin Abu Bakar bin Muhammad Al Hisni:
ولا يصح الصوم إلا بالنية للخبر. ومحلها القلب, ولايشترط النطق بها بلا خلاف, وتجب النية لكل ليلة لان كل يوم عبادة مستقلة , ألا ترى أنه لا يفسد بقية الأيام بفساد يوم منه. فلو نوى الشهر كله, صح له اليوم الأول على المذهب.
Yang Artinya: “Puasa tidak sah tanpa niat. Keharusan niat didasarkan pada hadits. Tempat niat itu di hati. Karenanya, niat tidak disyaratkan secara lisan. Ketentuan ini disepakati bulat ulama tanpa perbedaan pendapat.