Seandainya

Seandainya
0 Komentar

POJOKAN 150, Seandainya

Berkhayal itu membuat hidup jadi indah.

Bagi sebagian orang berkhayal itu dilewati dengan menanggukkan dagu di tangan plus tatapan kosong, berbinar-binar atau melotot.

Terserah kebiasaan dan suka-suka yang lagi “nglamun”.

Bagi kelompok “ahli hisab” alias penikmat asap tembakau, gumpalan asap dari lintingan “udud” menjadi partner yang klop untuk menghayal.

Seolah gumpalan asap putih beraroma khas tembakau yang bergulung-gulung, Kadang berbentuk lingkaran, produk mulut yang terbuka lebar, atau gumpalan asap tak karuan seperti lapisan tipis selendang transparan yang melayang ringan di udara.

Disusul semprotan hembusan keras asap dari mulut perokoknya yang dimonyongkan.

Baca Juga:Atalia Praratya Dorong Dekranasda Semakin Solid Besarkan Jawa BaratDaftar Harga Menu Indomaret Point Coffee yang Lagi Viral Karna Ini

Membentuk larikan tebal dan kencang asap tembakau seperti tembakan meriam menembus benteng.

Asap tipis kelahiran hisapan pertama yang dihembuskan awal, tercerai berai, terbang mencari pijakan dari serbuan asap deras berbaur dengan hembusan kelegaan dan kenikmatan perokok.

Tak sungkan, menghinggap di muka dan menutupi pandangan mata orang yang ada di sekitar atau perokok itu sendiri.

Ihwal menghayal ini, menghinggapi siapapun di muka bumi.

Sejak jaman Yunani kuno hingga akhir zaman.

Sebab, sebagian besar dari apa yang ada di muka bumi, adalah hasil dari hayalan orang-orang kreatif.

Apalagi bagi orang-orang yang dimabuk cinta, ungkapan “seandainya” selalu menjadi bahasan utama.

Tak ketinggalan, menghayal pun menjadi tema-tema dalam pelbagai lagu.

Sebut saja, legendaris Chrisye, Oppi Andaresta, RIF, dan masih banyak lagi, pernah menggunakan akronim berkhayal.

Berkhayal, pada sebagian orang melahirkan kreatifitas dan avatar-metaverse.

Pada sebagian lain melahirkan kejumudan dan anarki.

Di era AI (artificial intelligence) berkhayal menjadi komoditi.

Berbagai macam media sosial -medsos, menawarkan katalisator model-model berkhayal di dunia maya.

Hidup kita berpindah pada segenggam android berbagai merek dan ukuran.

Baca Juga:Bagai Masuk ke Disneyland, Tempat Wisata di Subang Ini Wajib Dikunjungi Bersama Ayang, Segini Harga Tiket MasuknyaPinjaman Online Terpercaya OJK Bunga Rendah, Tanpa Ribet dan Aman

Waktu kita dihabiskan untuk menikmati khayalan orang lain dalam gambaran konten-konten dipelbagai platform medsos.

Konten-konten yang mewakili khayalan kita.

Dalam medsos, dunia khayalan menjadi dunia nyata.

Dunia nyata yang memengaruhi dunia maya.

Sejatinya, khayalan adalah wujud dari hasrat dan keinginan.

0 Komentar