PASUNDAN EKSPRES – Pada tanggal 8 Mei, Rusia melaporkan bahwa telah meluncurkan serangan besar-besaran di Kyiv dan seluruh Ukraina yang menimbulkan kerusakan dan cedera.
Dalam invasi Rusia di Kyiv, setidaknya lima orang terluka akibat serangan di Kyiv, sementara gudang bahan makanan di Odesa terbakar akibat rudal Rusia dan menurut laporan ledakan terjadi pada beberapa wilayah Ukraina lainnya.
Serangan ini terjadi menjelang parade Hari Kemenangan yang akan diadakan di Moskow pada Selasa 9 Mei untuk memperingati kekalahan Nazi Jerman.
Baca Juga:Aksi Damai Nasional Stop Pembahasan RUU Kesehatan (Omnibus Law): 5 Organisasi Tenaga Medis Siap Berunjuk RasaIndonesia Dapat Tambahan Kuota 8.000 Jemaah Haji untuk Tahun Ini
Presiden Rusia, Vladimir Putin, telah membangkitkan semangat tentara Soviet yang mengalahkan pasukan Nazi Jerman dan menyatakan bahwa Rusia akan mengalahkan Ukraina
yang menurutnya merupakan inkarnasi baru Nazisme dengan invasi besar-besaran seperti di Kyiv.
Rusia juga mengintensifkan penembakan terhadap Bakhmut dan berharap dapat merebutnya pada hari Selasa 9 Mei.
Ada tiga orang terluka dalam ledakan di Kyiv dan dua orang lainnya terluka ketika puing-puing pesawat tak berawak jatuh di distrik Sviatoshyn.
Tidak ada informasi segera tentang potensi korban di distrik Shevchenkivskyi di pusat Kyiv
di mana puing-puing pesawat tak berawak tampaknya menghantam gedung dua lantai dan menyebabkan kerusakan.
Saksi Reuters mengatakan bahwa mereka telah mendengar banyak ledakan di Kyiv, dan sistem pertahanan udara setempat menangkis serangan tersebut.
Baca Juga: 5 Organisasi Profesi Kesehatan Gelar Aksi Damai Tolak RUU Kesehatan Omnibus LawAksi Damai Penolakan RUU Kesehatan: Mentri Dalam Negri Minta Kepala Daerah Ambil Langkah
Belum jelas berapa banyak drone yang diluncurkan di Kyiv. Ada juga laporan media tentang suara ledakan di wilayah selatan Kherson dan di wilayah Zaporizhzhia di tenggara.
Invasi Rusia ke Ukraina pada Februari 2022 memicu konflik terbesar di Eropa sejak Perang Dunia Kedua
dan telah menewaskan ribuan orang serta memaksa jutaan orang meninggalkan negara tersebut.
Serangan terbaru ini meningkatkan ketegangan di antara kedua negara tersebut.