Setiap Kader adalah Advokat dalam Upaya Peningkatan Kualitas Kesehatan

Tenaga Promosi Kesehatan dan Kader Kesehatan se-Kota Makassar bersama Portkesmas dan Dinas Kesehatan serta Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga Kota Makassar.
Tenaga Promosi Kesehatan dan Kader Kesehatan se-Kota Makassar bersama Portkesmas dan Dinas Kesehatan serta Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga Kota Makassar.
0 Komentar

Nur’aini Exie Kusuma Wardani atau yang kerap disapa Exie memimpin jalannya kegiatan pelatihan yang bertempat di Aula Rumah Sakit Bhayangkara Makassar tersebut. Sebagai fasilitator dari pelatihan, Exie mengajak para peserta untuk membuka kegiatan dengan permainan.

“Sama halnya ketika kita mengedukasi masyarakat, mulailah dengan membangun suasananya agar masyarakat semangat dan melihat kegiatan kita sebagai sesuatu yang menyenangkan. Pemahaman masyarakat dapat disisipkan sedikit demi sedikit, tapi ketika hati tidak terbuka, perhatian tidak tertuju, pikiran tidak terfokus, maka pemahaman dan perubahan perilaku akan sulit dicapai,” kata Exie.

Pelatihan KAP difasilitasi oleh dr. Dhea Mangun, Mohammad Alief Iqra, dr. Basra Amru, Nur’aini Exie Kusuma Wardani, dan Naaila Afifah dari Portkesmas. Kegiatan meliputi pengenalan prinsip-prinsip KAP mencakup praktik dan pengenalan alat bantu seperti modul, permainan, dan contoh kasus yang diberikan kepada peserta agar dapat digunakan ketika berinteraksi dengan masyarakat.

Baca Juga:LKNU Subang Gelar Pemeriksaan Kesehatan Hingga Sunatan MassalTiga Narapidana Narkotika di Lapas Subang Terima Remisi Hari Raya Waisak

“Dalam KAP pastikan kita semua mengetahui bahwa penting menerapkan prinsip-prinsipnya setiap kali berinteraksi dengan masyarakat, sehingga tidak hanya dibangun keakrabannya ketika di Posyandu dan Puskesmas saja.” tambah Naaila, Spesialis Program Portkesmas.

Untuk membangun keakraban dengan warga, peserta diingatkan pentingnya memahami bahwa warga masyarakat memiliki pemahaman dan tidak jarang menutup diri terhadap pemahaman yang baru. Selain itu, dr. Dhea menjelaskan kepada peserta bahwa untuk melakukan perubahan perilaku, lebih penting untuk menyimak dibandingkan berbicara.

“Menyimak pun ada banyak tekniknya, kita tentu harus menggali dan memastikan bahwa warga masyarakat yang ingin kita ubah perilakunya, memiliki rasa memiliki dari isu kesehatannya. Dengan adanya rasa memiliki, maka kita dapat lebih mudah mengubah perilaku masyarakat. Bagaimana caranya untuk mencapai hal tersebut? Kita harus lebih dulu menyimak dan bertanya.“ tambah dr. Dhea.

Modul Kebal Hoaks

Pelatihan KAP dilanjutkan dengan workshop dan penjelasan modul kebal hoaks oleh ICT Watch yang diwakilkan Savero Karamiveta Dwipayana didampingi Mohammad Alief Iqra, Spesialis Program Portkesmas.

“Klarifikasi hoaks dapat memakan waktu lebih lama. Proses memverifikasi informasi, mengumpulkan bukti, dan mengeluarkan pernyataan resmi memerlukan waktu yang cukup. Selain itu, hoaks mungkin sudah menyebar luas sebelum klarifikasi yang tepat diberikan. Hal ini dapat menyebabkan kesulitan dalam merespon secara efektif untuk menangkal efek dari hoaks tersebut,” ujar Ero panggilan akrab Savero Karamiveta Dwipayana.

0 Komentar