Penggunaan bahasa Ibrani dalam lagu tersebut tidak bertentangan dengan ajaran agama dan hanya sebagai variasi yang tidak menggantikan Assalamualaikum.
Oleh karena itu, polemik ini seharusnya tidak perlu terlalu diperbesar, karena apa yang dilakukan di Mahad Al Zaytun adalah sesuai dengan ajaran Alquran menurut dirinya.
Meskipun ada reaksi dan tanggapan dari masyarakat, kita sebaiknya tidak mengikuti opini publik semata.
Baca Juga:24 Penginapan dan Hotel Paling Murah di Subang: Gak Bikin Dopet NangisNonton Film ‘Why Do You Love Me’ Kualitas HD Terbaru!
Panji Gumilang menegaskan pentingnya menjalankan apa yang diatur dalam Alquran dan mengutip perkataan Rasulullah shallallahu alaihi wasallam sebagai panduan dalam mengambil keputusan.
Selain itu, Syekh Panji Gumilang juga mengklarifikasi tudingan yang dialamatkan kepadanya terkait kurangnya kerjasama dengan tim investigasi Al Zaytun yang dibentuk oleh Gubernur Jabar.
Ia menjelaskan bahwa proses tabayun seharusnya dilakukan di Mahad Al Zaytun, bukan di Gedung Sate.
Read more:
Pada pertemuan dengan tim investigasi, kesepakatan tersebut dibuat dan ditandai dengan ketukan meja tiga kali oleh Ketua Tim, Prof. Dr. KH Badruzzaman.
Meski begitu, laporan hasil pertemuan dengan Syekh Panji Gumilang tetap akan disampaikan kepada Gubernur.