Misteri Lubang Gravitasi Samudra Hindia: Apa yang Ada di Balik Geoid Rendah yang Belum Terpecahkan?

Lubang Gravitasi Samudra Hindia
Lubang Gravitasi Samudra Hindia
0 Komentar

PASUNDAN EKSPRESPada permukaan Samudra Hindia, terdapat sebuah misteri yang menarik perhatian para ilmuwan “Lubang Gravitasi”.

Disebutkan bahwa terdapat “lubang” gravitasi yang memiliki ukuran yang sangat besar, mencapai tiga juta kilometer persegi.

Meskipun sudah banyak para ilmuwan membahasnya, misteri ini belum juga terpecahkan hingga saat ini.

Baca Juga:Ternyata Hati/Liver Bisa Meregenerasi Diri? Penemuan Terbaru Bidang BiologisProfil Lengkap Ivan Fresneda: Pemain Sepak Bola Muda Berbakat Asal Spanyol

Permukaan Samudra Hindia dan Keunikan Geoid

Permukaan bumi tidaklah berbentuk bulat sempurna, melainkan memiliki gumpalan dan gundukan.

Setiap gumpalan memiliki geologi dan kepadatan yang berbeda-beda, yang pada akhirnya mempengaruhi tarikan gravitasi di sekitarnya.

Perbedaan kekuatan tarikan gravitasi ini tercermin dalam peta bergelombang yang dikenal sebagai geoid.

Survei yang dilakukan menggunakan kapal dan pengukuran satelit telah lama mengungkapkan bahwa permukaan laut di ujung anak benua India
tampak turun karena tarikan gravitasi antara geoid Samudra Hindia dan tinggi gravitasi di sekitarnya.

Perdebatan Terkait Penyebab Geoid Rendah

Namun, penyebab dari pelemahan relatif ini masih menjadi misteri yang belum terpecahkan. Dua peneliti dari Indian Institute of Science memiliki gagasan yang menarik terkait fenomena ini.

“Studi-studi sebelumnya hanya melihat anomali yang terjadi saat ini dan tidak memperhatikan bagaimana geoid rendah ini terbentuk,”
ungkap ahli geoid, Debanjan Pal dan Attreyee Ghosh, seperti dikutip dari Science Alert, Jumat (30/6/2023) yang dilansir oleh detikJabar.

Menurut mereka, jawabannya mungkin terletak di bawah kerak Bumi, lebih dari 1.000 kilometer,
di tempat di mana sisa-sisa lautan purba yang dingin dan padat jatuh ke “kuburan lempengan”
di bawah Afrika sekitar 30 juta tahun yang lalu, dan mengaduk batuan cair yang panas.

Baca Juga:Wilfried Singo Dalam Radar Milan dan Inter: Siapakah yang Akan Membawanya Pulang?Haji Ala Ponpes Al-Zaytun Tanggal 1 Muharram? Panji Gumilang Angkat Bicara!

Namun, hasil penelitian mereka, berdasarkan model komputer, belum dapat mengakhiri perdebatan yang sengit tentang asal usul geoid rendah ini.

Diperlukan lebih banyak data yang dikumpulkan. Pada tahun 2018, sejumlah ilmuwan dari National Centre for Polar and Ocean Research di India
memulai upaya pemetaan dengan menyebarkan serangkaian seismometer di sepanjang dasar laut zona deformasi untuk memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang area tersebut.

Sebelumnya, hanya sedikit data seismik yang dikumpulkan di area tersebut.

0 Komentar