Apa Itu Antraks, Penyakit Menular dari Hewan Ternak, yang Bikin Geger di Gunungkidul Yogyakarta

Sapi Brahman Cross
0 Komentar

PASUNDAN EKSPRES – Warganet dibuat penasaran oleh apa itu Antraks?

Terutama ketika pada Selasa, 4 Juli 2023, tiga warga Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), dinyatakan meninggal akibat kasus antraks.

Kementerian Kesehatan sebelumnya mencatat adanya temuan penyakit ini yang menyebar dari hewan ternak ke manusia di Gunungkidul pada periode 21 Mei hingga 27 Juni 2019.

Namun, apa itu antraks?

Antraks merupakan penyakit menular akut yang disebabkan oleh bakteri Bacillus anthracis.

Baca Juga:Cara Membuat Akun Threads Instagram, Aplikasi Baru Pesaing TwitterPerpaduan Twitter dan Instagram Ada di Aplikasi Baru Threads, Intip Yuk Serba Serbinya, Seru Tau

Istilah “antraks” berasal dari bahasa Yunani yang berarti “batu bara,” dan penyakit ini paling sering ditemukan pada hewan pemakan tumbuhan seperti hewan liar maupun ternak.

Hewan ternak dapat terinfeksi antraks jika mereka meminum air atau pakan yang terkontaminasi oleh spora Bacillus anthracis.

Hewan yang menderita antraks dengan mudah dapat menularkan penyakit ini kepada hewan lain melalui cairan tubuh.

Cairan tersebut dapat mencemari tanah dan menjadi sumber wabah pada manusia.

Gejala antraks pada hewan seperti kambing biasanya berlangsung dalam tahap akut atau sangat akut.

Pada tahap awal, hewan tiba-tiba menjadi lemah, gemetar, sesak napas, mengalami kejang, dan akhirnya mati dalam beberapa menit atau jam karena pendarahan di otak.

Pada tahap akut, hewan akan mengalami demam tinggi (41,5 derajat Celsius), sesak napas, gelisah, mata merah tua, selaput lendir mulut yang berwarna gelap, detak jantung yang cepat tapi lemah, dan akhirnya mati.

Baca Juga:Threads Medsos Baru yang Resmi Menjadi Pesaing Twitter1 Muharram Tanggal Berapa Libur atau Tidak? Cek di Sini, Kumplit ada SKB 3 Menterinya

Sementara itu, gejala antraks pada manusia, menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC), dapat berlangsung mulai dari satu hari hingga lebih dari dua bulan, tergantung pada jenis infeksinya.

Pada awalnya, akan muncul benjolan kecil yang gatal, bengkak, dan luka kecil yang tidak terasa sakit pada kulit.

Setelah itu, penderita antraks akan mengalami keluhan pada sistem pernapasan seperti batuk, sesak napas, demam, dan menggigil.

Gejala lainnya meliputi pusing, bingung, mual, muntah, sakit perut, pegal-pegal, berkeringat, dan kelelahan yang sangat.

Gangguan pada sistem pencernaan juga akan muncul, seperti diare dan sakit perut.

Untuk mengendalikan antraks pada hewan, vaksinasi merupakan salah satu teknologi yang digunakan.

0 Komentar