PASUNDAN EKSPRES – Pada perdagangan kemarin, Selasa (11/7/2023), pasar keuangan Indonesia menunjukkan kenaikan yang kompak. Pasar saham menguat, sementara nilai tukar rupiah kembali mengalami penguatan. Sentimen positif yang melanda pasar keuangan ini diharapkan masih berlanjut hingga hari ini. Berbagai sektor menjadi pendorong utama penguatan indeks saham, seperti sektor energi, sektor kesehatan, sektor konsumer sekunder, dan sektor bahan baku.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil melonjak sebesar 0,98% ke posisi 6.796,92. Penguatan tersebut mendekatkan IHSG pada level psikologis 6.800 yang menjadi target selanjutnya. Dengan kenaikan selama dua hari berturut-turut, IHSG telah mencatatkan penguatan sebesar 1,19%. Jika penguatan tersebut berlanjut pada hari ini, maka IHSG akan mencatatkan penguatan selama tiga hari berturut-turut atau yang biasa disebut dengan hattrick.
Beberapa saham besar juga turut berkontribusi dalam penguatan IHSG, seperti PT Bayan Resources Tbk (BYAN) yang menjadi pendorong terbesar dengan kontribusi sebesar 23,1 indeks poin pada pasar keuangan Indonesia. Selain itu, saham-saham bank raksasa seperti PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) dan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) juga turut mendorong penguatan IHSG, dengan masing-masing kontribusi sebesar 9,6 indeks poin dan 2,7 indeks poin.
Baca Juga:Kontra Terus Berlanjut Walau RUU Kesehatan Telah SAH!Bocoran Komik One Piece Chapter 1087: Pertarungan Epik Garp vs. Kuzan, Siapakah yang Akan Menang?
Penguatan IHSG ini terjadi seiring dengan kenaikan bursa saham di sejumlah negara Asia. Indeks Nikkei 225 Jepang naik tipis sebesar 0,04%, Hang Seng Hong Kong melonjak sebesar 0,97%, Shanghai Composite China menguat sebesar 0,55%, dan Straits Times Singapura naik sebesar 0,46%.
Sementara itu, setelah melemah selama empat hari berturut-turut, nilai tukar rupiah akhirnya menguat. Penguatan ini terjadi setelah berbagai berita negatif yang memberikan tekanan terhadap mata rupiah. Pada perdagangan Selasa (11/7/2023), rupiah ditutup di posisi Rp15.135/US$ atau mengalami penguatan sebesar 0,36%.
Kenaikan nilai tukar rupiah pada pasar keuangan Indonesia ini terjadi seiring dengan antisipasi investor terhadap data inflasi Amerika Serikat (AS) yang akan menjadi acuan bagi kebijakan suku bunga bank sentral AS, Federal Reserve (The Fed). Ekspektasi saat ini adalah bahwa The Fed akan menaikkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin pada pertemuan akhir bulan ini, setelah sebelumnya menahan kenaikan pada pertemuan bulan Juni.