PASUNDAN EKSPRES – Gelisah – Entah dari mana asal mahluk yang satu ini. Tak seorangpun tahu.
Dia bisa hinggap kepada siapapun. Tak peduli pangkat jabatan, kaya-miskin, tua-muda, atau status sosial lainnya.
Dia pun bisa hinggap kapan saja.
Tak peduli kita sedang apa atau dimana.
Bahkan sedang dengan siapa pun, mahluk yang satu ini bisa menyatroni tiba-tiba.
Baca Juga:5 TAHUN JABAR JUARA Metamorfashion 2023, Geliat Fesyen Jabar di Era Endemi COVID-195 TAHUN JABAR JUARA Ridwan Kamil Tandatangani Deklarasi Pemilu Damai 2024 Bersama 18 Partai Politik
Konon, mahluk yang satu ini datang dan tercipta dari pikiran kita sendiri.
Biasanya kondisi pikiran yang sedang ruwet, sering kali melahirkan mahluk yang kemudian dikenal namanaya sebagai GELISAH.
Menurunkan suasana tak tenang batin. Jika tak segera diobati, bisa beranak pinak menjadi tindakan yang tak layak bin patut.
Namun ada gelisah yang sudah dianggap biasa.
Bedanya, gelisaah ini sudah menjadi virus. Virus gelisah FOMO, fear of missing out.
Gelisah jika aktivitas kita tak segera di posting di akun media sosial (medsos).
Sebuah gejala merata yang bisa jadi menjadi sebuah jenis penyakit kejiwaan baru.
Fomo membuat nalar menjadi tumpul. Tak ada privacy atau penghargaan apalagi nalar kritis.
Baca Juga:Ridwan Kamil Raih Penghargaan Pemimpin Tepopuler di Media Arus Utama dari Serikat Perusahaan PersJabar Usulkan 18 Kabupaten dan Kota Sehat
Semua diobral seperti barang cuci gudang di mall. Hatta kehidupan pribadi pun diumbar dalam postingan profil di akun medsos.
Dan hampir semua orang  memercayai apapun yang ada di dunia maya sebagai sebuah fakta.
Tanpa ada kemauan atau kemampuan untuk kritis (nalar kritis) terhadap apa yang ditampilkan dimedsos.
Bagi sebagian orang, fenomena Fomo melahirkan kegelisahan atas menularnya virus nalar tumpul pada  pengikut jalan Fomo.
Pun gelisah pada dampak yang hadir menyertainya.
Kegelisahan model ini lahir bukan dari keruwetan pikiraan.
LIHAT JUGA: Pojokan 162, Kepada Entah Siapa
Justru hal ini hadir dari kejernihan dan kepekaan batin. Kepekaan terhadap dampak, lingkungan, dirinya, orang lain, kepantasan, atau kepatutan.
Nalar tumpul Fomo membuat kepekaan nurani dan pikir terdeportasi paksa.