Tetap Waspada DBD Saat Musim Kemarau, Enam Warga Subang Meninggal Usai Digigit Nyamuk Aedes Agyepti

Waspada DBD
0 Komentar

SUBANG-Saat musim kemarau ini masyarakat harus tetap waspada akan serangan nyamuk Aedes Agyepti yang menyebabkan demam berdarah (DBD). Kemenkes menyebut, kasus DBD cenderung meningkat ketika musim Kemarau tiba.

Di Subang, tercatat sudah ada enam orang yang meninggal dunia karena DBD selama periode Januari hingga September 2023 ini. Mereka tersebar di berbagai wilayah mulai dari Cibogo, Cipunagara, Sukarahayu, Ciasem dan Pagaden Barat.

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Kabupaten Subang dr Noni mengatakan, kasus DBD biasanya mengalami peningkatan saat musim kemarau. Nyamuk Aedes Agyepti yang terbiasa hidup dan berkembang biak di air bersih, harus diwaspadai masyarakat.

Baca Juga:Tridjaya Elektronik Jual Barang Harga Murah, Langsung Didatangkan dari PabrikTiga Perenang Andalan Raih Medali O2SN, Dapat Penghargaan Kadisdik

Di tengah musim kekeringan akibat cuaca ekstrem, masyarakat sering menampung air bersih, dan juga tidak menjaga kebersihan lingkungannya.

“Nyamuk Aedes aegypti yang senang hidup di air bersih, ketika masyarakat menampung air untuk kebutuhan sehari-hari, di mungkinkan nyamuk tersebut ada. Musim kering seperti ini masyarakat sudah mengeluh tentang air bersih, oleh karena itu periksa tempat penampungan air,” katanya.

Noni menuturkan, dinas kesehatan rutin melakukan pembagian bubuk abate dan penyemprotan (fogging) ketika ada kasus DBD. “Lebih dari 10.000 rumah kita fogging, dengan pemakaian insektisida lebih dari 60 liter,” katanya.

Noni mengatakan, masyarakat diharapkan bisa menerapkan pola 3M+ untuk mencegah gigitan nyamuk Aedes Agyepti, termasuk membersihkan lingkungan dengan bergotong royong. Perlindungan ekstra pun dibutuhkan seperti pemakaian kelambu saat tidur dan lotion anti nyamuk.

Ia menegaskan, pencegahan lebih baik dari pada melakukan fogging, dimana ketika fogging dilakukan tidak 100 persen mengatasi masalah kasus DBD.

“Ketika fogging, potensi nyamuk untuk terbang dan kabur bisa terjadi, coba kalo diterapkan pola 3M+ ini mengatasi dengan efektif,” katanya.

Sebelumnya, Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kementerian Kesehatan RI dr Imam Pramudi mengatakan, kasus DBD cenderung meningkat ketika musim Kemarau tiba.

Baca Juga:Koramil Campaka Rehab Rutilahu Mak ArimiPolres Purwakarta Sasar Pengguna Sepeda Listrik di Jalan Raya, Bakal Diberi Imbauan dan Edukasi

“Ada penelitian bahwa nyamuk akan makin ganas ketika berada di suhu yang panas dan frekuensi menggigit akan meningkat 3-5 pada saat suhu mencapai 30 derajat Celcius,” ujarnya.

0 Komentar