McCoy dan Somer dalam Toward a Theory of Pernicious Polarization and How it Harms Democracies: Comparative Evidance and Possible Remedies (2018) mendefinisikan polarisasi sebagai proses ketika keragaman atau perbedaan dalam masyarakat semakin selaras dalam satu dimensi.
Proses mengidentifikasikan masyarakat dalam keragaman atau perbedaan tersebut melahirkan persepsi dan gambaran politik di masyarkat dikenal dengan istilah “kami” versus “mereka”.
Atau dalam istilah sosial “in group” dan “out group”. Istilah ini melahirkan keadaan keterbelahan dan keterpecahan serta saling tidak percaya di kalangan masyarakat.
LIHAT JUGA: Pojokan 164, Gelisah
Baca Juga:FANTASTIS! Hanya 1 Jutaan Bisa Dapat Hp yang Kameranya Mirip iPhoneAmpuh! 4 Cara Reset Hp Samsung yang Terkunci Pin dan Pola
Bisa jadi polarisasi politik merujuk kepada terpecahnya masyarakat akibat adanya perbedaan pilihan politik, yang mana dalam perpecahan ini muncul rasa saling tidak percaya dan kebencian, sehingga memunculkan permusuhan.
Proses polarisasi ini juga memicu kepada peningkatan oposisi dari waktu ke waktu. Dimana polarisasi sengaja dibangun dengan menekankan kehadiran simultan dari prinsip kecenderungan atau sudut pandang yang berlawanan dan bertentangan. Ini menurut Fiorina dan Abrams.
Dan McCarty pun memandang bahwa polarisasi digunakan untuk meningkatkan dukungan dalam pandangan politik ekstrim kepada proses kandisasi yang dijagokan dibandingkan dengan pandangan sentris dan moderat.
Sebenarnya, tanpa piranti konseptual dan metodelogis canggih, kita bisa dengan mudah menjadi pengamat politik.
Cukup berbekal kepekaan dan sedikit netralitas, mengamati penanda simbolik atas pola-pola polarisasi politik yang terjadi.
Dan yang terpenting adalah adanya proses kritis terhadap berbagai narasi yang membanjiri dijagat media.
Pun spirit untuk menghargai perbedaan pilihan tanpa saling menyalahkan dan membenci.
Baca Juga:PLN Ajak Masyarakat ikuti Promo Tambah Daya hingga Akhir September 2023 Hingga 5.500VA hanya Rp202.300Daftar Harga Pampers Semua Merk Tahun 2023, Pampers atau Popok Nih?
Sebab siapapun kandidasi yang menang semua punya tujuan untuk Indonesia maju. Tentu dengan caranya masing-masing.
Pada akhirnya setiap orang akan memberikan dukungan kepada orang yang pas dengan pilihannya.
Mari menghargai pilihan dan dukungan masing-masing, tanpa harus menyalahkan pilihan atau dukungan yang berbeda. (Kang Marbawi, 16.09.23)