SUBANG-Sejumlah peternak di Subang menyatakan produksi susi sapi perah mengalami penurunan akibat kekeringan saat musim kemarau ini. Para peternak kesulitan mendapatkan pakan yang sehat untuk hewannya, sehingga sapi tak mampu menghasilkan susu yang optimal.
Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan mengimbau kepada para peternak agar selalu mengawasi kondisi ternaknya. Setelah dilakukan pengecekan ke beberapa sapi, dinas menyebut ada penurunan bobot pada hewan tersebut.
Fungsional Kesehatan Hewan Disnakeswan Subang drh Sukirman mengatakan, penurunan bobot ternak berdampak terhadap produksi susu sapi perah. Seperti pada perternkan sapi di wilayah selatan, juga di dua peternakan sapi perah skala perusahaan.
Baca Juga:Ekonomi Pencuci Piring Dukung Hari Perhubungan NasionalPerkuat Soliditas Pengawas Pemilu Lewat Sepak Bola
“Jumlah sapi di Subang ada 17.000 ekor. Sebanyak 10.000 berasal dari peternakan sapi perah masyarakat, sedangkan 7.000 ekor peternakan sapi perah perusahaan,” ungkapnya kepada Pasundan Ekspres.
Dia menyebut, para peternak sapi perah kerap melaporkan adanya penurunan produksi sapi, dikarenakan serapan pakan yang tidak stabil, dan juga kualitas pakan yang tidak baik.
Sukirman mengatakan, saat ini peternak kesulitan untuk mencari pakan untuk ternak sapi mereka. Kondisi ini membuat produksi susu sapi perah menurun.
“Penurunan produksi susu sapi turun mencapai 30-40 persen. Biasanya per hari peternak bisa mendapatkan 12 liter susu, kini hanya bisa mendapatkan 6-5 liter saja,” katanya.
Salah satu peternak sapi asal Desa Palasari Ikiw mengakui kesulitan mendapatkan pakan untuk ternaknya, sehingga produksi susu sapinya menurun.
“Bobot sapi saya berkurang, produksi susunya pun menurun,” katanya.(ygo/ysp)