SUBANG-Setiap orang pasti menginginkan masa depan yang cerah. Untuk mendapatkannya tentu berbagai cara bisa dilakukan salah satunya dengan terus mengejar pendidikan setinggi-tingginya.
Namun apa penyabab dari turunnya minat siswa SMAN 2 Subang untuk melanjutkan studi ke jenjang yang lebih tinggi?
Menurut data lulusan peserta didik 3 tahun terakhir yang berasal dari KOSP SMAN 2 Subang tahun 2023, tampak terjadi penurunan.
Pada tahun pelajaran 2022/2023 dari 420 jumlah siswa yang lulus, hanya 101 siswa yang masuk perguruan tinggi maupun swasta. Artinya hanya sekitar 24 persen saja yang melanjutkan studi ke jenjang yang lebih tinggi.
Baca Juga:Tambah Pos Damkar dan Satu Unit ArmadaPj Bupati: ASN Wajib Netral di Pemilu dan Pilkada 2024
Sebenarnya sempat terjadi kenaikan pada tahun pelajaran 2021/2022, 426 siswa yang lulus terdapat 124 siswa yang lolos ke perguruan tinggi negeri maupun swasta dengan persentase 29 persen. Tapi kemudian turun sebanyak 5 persen di tahun berikutnya.
“Mungkin salah satunya efek dari sistem zonasi, kompetisi antara siswa menjadi kurang intens. Hal ini berhubungan dengan faktor lainnya seperti keluarga yang takut tidak sanggup untuk membiayai kuliah anaknya, mengingat SMA Negeri 2 Subang memiliki peserta didik yang sebagian besar orang tuanya memiliki tingkat ekonomi menengah ke bawah,” ungkap Wakasek Humas SMAN 2 Subang, Lina Rosliana, S.Pd.
“Namun demikian orang tua memiliki kepedulian yang cukup besar terhadap pendidikan, khususnya Pendidikan di SMAN 2 Subang,” ujarnya.
Melansir dari laman Kemdikbud, tujuan dari sistem zonasi di antaranya menjamin pemerataan akses layanan pendidikan bagi siswa, mendekatkan lingkungan sekolah dengan lingkungan keluarga, menghilangkan eksklusivitas dan diskriminasi di sekolah, khususnya sekolah negeri, membantu analisis perhitungan kebutuhan dan distribusi guru.
Sistem zonasi juga diyakini dapat mendorong kreativitas pendidik dalam pembelajaran dengan kondisi siswa yang heterogen, dan membantu pemerintah daerah dalam memberikan bantuan/afirmasi agar lebih tepat sasaran, baik berupa sarana prasarana sekolah, maupun peningkatan kualitas pendidik dan tenaga kependidikan.
Namun, nampaknya sistem zonasi tersebut juga bukan tanpa kekurangan. Turunnya minat siswa SMAN 2 Subang menjadi salah satu contoh efek samping dari sistem zonasi.
“Ada yang menolak perguruan tinggi yang didaftar yang tentunya akan berdampak kurang bagus bagi adik-adik kelasnya. Bahkan ada juga yang tidak mengambil kesempatan untuk ikut tes masuk perguruan tinggi padahal dirinya layak. Maka dari itu, kami terus lakukan sosialisasi baik kepada siswa maupun, orang tua mereka,” ucapnya.