PURWAKARTA-Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Purwakarta mengimbau masyarakat untuk bersama-sama mengantisipasi bencana hidrometeorologi yang berpotensi terjadi memasuki musim penghujan ini. “Kami akan mengintensifkan sosialisasi antisipasi bencana hidrometeorologi, termasuk antisipasi kebakaran hutan dan lahan yang masih berpotensi terjadi,” kata Kepala BPBD Kabupaten Purwakarta Heryadi Erlan kepada wartawan, Rabu (25/10).
Dirinya mengatakan, berdasarkan prakiraan cuaca yang dikeluarkan BMKG, wilayah Kabupaten Purwakarta secara umum akan memasuki musim hujan pada akhir Oktober 2023. Bahkan, katanya, sebagian wilayah Selatan Kabupaten Purwakarta telah turun hujan meskipun sifatnya masih sporadis.
Terkait dengan hal itu, Pemerintah Daerah Kabupaten Purwakarta telah melakukan penguatan ketangguhan masyarakat melalui desa tangguh bencana (Destana) di masing-masing kecamatan yang dikategorikan rawan bencana. “Wilayah paling rawan bencana hidrometeorologi di antaranya wilayah Kecamatan Sukatani, Tegalwaru, Maniis, Darangdan, Bojong, Wanayasa, Pondoksalam, Sukasari, dan Cibatu. Di wilayah tersebut kami telah membentuk posko penanggulangan bencana di setiap kecamatan,” ujarnya.
Baca Juga:SMPN 1 Kalijati Gemar Cetak Siswa Berprestasi, Miliki Fasilitas Sekolah MemadaiKPU Apresiasi Masyarakat Aktif Lapor DPTb, Perbaharuan hingga Sepekan Sebelum Pencoblosan
Menurutnya, rekahan tanah di daerah dataran tinggi seperti pegunungan, perbukitan dan tebing sangat berisiko jika kemasukan air hujan. “Kami berharap dengan adanya imbauan secara intensif dan pembentukan Destana, risiko bencana dapat diminimalkan,” ucapnya.
Dirinya pun mengimbau kepada warga Purwakarta, agar mewaspadai potensi bencana di musim penghujan. Sekecil apapun potensi yang ada, warga diminta segera melapor aparatur lingkungan, dan Instansi terkait guna meminimalisir jatuhnya korban jiwa. “Kami juga meminta masyarakat untuk melapor jika ada potensi longsor atau pun banjir di wilayah masing-masing,” katanya mengingatkan.
Imbauan ini, lanjutnya, merupakan langkah antisipasi agar bencana longsor atau banjir bisa langsung ditangani sehingga tidak mengakibatkan kerugian bagi warga. Dia juga meminta warga agar menjaga kebersihan lingkungan, karena faktor terbesar yang menyumbat saluran air adalah sampah. “Sumbangan paling besar yang menyumbat daerah aliran sungai (DAS) adalah sampah yang sengaja dibuang di saluran air dan minimnya kepedulian akan kebersihan lingkungan. Hal ini yang sampai saat ini terus kita dorong agar masyarakat bisa meningkatkan kesadaran supaya tidak buang sampah sembarangan,” ujarnya.(add/sep)