SUBANG-Tradisi ruwatan bumi yang sudah turun temurun di kalangan petani masih lestari. Ruwatan Bumi dimaksudkan sebagai awal menyambut tanam padi juga ungkapan rasa syukur atas keberkahan alam serta isinya.
Misalnya di Desa Cicadap. Tradisi ruwatan bumi ini masih dilakukan. Kepala Desa Cidadap Kecamatan Pagaden Barat Taswan Sucipto menyampaikan, ruwatan bumi tahun ini dihibur oleh pementasan seni Wayang Golek Ki Dalang Asep Toto Sunandar Sunarya pada malam hari.
Sementara pagi harinya, diisi oleh hiburan kreasi seni arak-arakan dari tiap kampung dan RW se Desa Cidadap, Minggu (5/11).
Baca Juga:Jaga Komitmen Berantas Miras di Subang, Bupati Ajak Semua Pihak PeduliPolitisi Golkar Siap Perjuangkan Aspirasi Masyarakat
Mereka berkumpul di lapangan bola Desa Cidadap, kemudian menuju Bale Desa untuk dilepas oleh kepala desa. Sebelum arak-arakan, diawali dengan tradisi mengguyur kades serta ibu kades dan juga para perangkat desa lainnya secara simbolis oleh tokoh masyarakat.
“Tadi kita araka-rakan bersama keliling kampung start di Bale Desa dan finish di Bale Desa juga. Terima kasih kepada masyarakat yang telah memeriahkan gelaran ruwatan bumi ini, semoga hasil panen musim tanam nanti berkah dan melimpah. Dan alhamdulillah malam minggu tadi mulai turun hujan, pertanda musim tanam padi segera dimulai,” kata Awong sapaan akrab Kades Cidadap.
Usai arak-arakan acara dilanjutkan dengan doa bersama bershalawat kepada baginda Nabi Muhammad SAW.
“Ya kita bermunajat kepada Sang Pencipta alam semesta Allah SWT, memohon agar diberikan keberkahan alam dari hasil bumi nanti,” tukasnya.(dan/ysp)