SUBANG-Setelah berhasil melewati musim panas ekstrem Elnino, Perumda Tirta Rangga Subang (TRS) kini bersiap menghadapi musim hujan.
Saat musim panas, tidak ada wilayah langganan yang tidak terlayani. Meski terjadi penurunan debit sungai dan mata air.
Tim teknis Perumda TRS selama musim panas berhasil mengupayakan layanan air tetap lancar. Sejumlah daerah yang rawan, seperti di wilayah Pantura dan selatan masih tetap bisa terlayani.
Baca Juga:Panitia Pilkades Desa Gambarsari Kumpulkan Timses Sosialisasikan Surat Suara Sah dan Tidak SahTahun Baruan Seru di Pamanukan Culinary Feast, Persembahan Spesial dari Favehotel Pamanukan
Di wilayah Pantura, Perumda TRS mengandalkan pasokan air baku dari Tarum Timur. Sedangkan di wilayah selatan dari sumber mata air.
“Alhamdulillah kami bisa mempertahankan layanan. Saat musim kemarau ekstrem, elnino, pasokan air ke pelanggan tetap lancar. Semua ini atas kerjasama yang solid para kepala bagian dan tim di semua cabang unit layanan. Tahun-tahun sebelumnya, sejumlah titik di wilayah Subang kota biasanya terganggu. Tahun ini justru lancar,” kata Direktur Utama Perumda TRS, Lukman Nurhakim.
Menurut Lukman, pihaknya memang bekerja ekstra untuk menghadapi musim panas selama tiga bulan tidak ada hujan antara Agustus hingga Oktober.
Sejak awal melakukan mapping wilayah rawan layanan, pemeriksaan rutin, perbaikan infrastruktur jaringan hingga membentuk tim penanganan kebocoran atau yang disebut tim NRW (non revenue water).
Lebih jauh Lukman menjelaskan, tim produksi distribusi, perawatan, operator, perencanaan teknis dan khususnya tim di cabang unit bekerja lebih ekstra selama musim kemarau.
Selain itu, manajemen juga membuat program peningkatan penerimaan pendapatan. Sehingga cashflow tetap terjaga dan terjadi peningkatan.
“Untuk menjaga dan meningkatkan pelayanan memang perlu pembiayaan. Maka penerimaan harus tetap baik agar dapat melakukan belanja investasi perbaikan infrastruktur, mengganti paralatan dan jaringan perpipaan. Misal untuk Jalancagak dan Kasomalang kami harus mengganti pompa dengan kapasitas lebih besar. Sebab debit air menurun, hampir setiap hari ada aduan pelanggan. Sekarang sudah tertangani,” papar Lukman.
Baca Juga:Pemda Subang Cairkan Bonus Tunjangan Pajak untuk Atlet Porprov Jabar 2022, Sebelumnya Pajak Ditanggung Atlet723 Personel Polres Subang Amankan Pilkades Serentak, Polisi Sudah Kantongi Data Desa yang Perlu Antisipasi Khusus
Lalu bagaimana menghadapi musim hujan? Menurut Lukman, persoalan kekeruhan air akan lebih dominan saat musim hujan. Maka petugas operator WTP harus lebih cermat mengolah air.
Akan terjadi lonjakan penggunaan bahan kimia untuk penjernih air. Air baku dari sungai maupun mata air akan lebih keruh dibanding musim kemarau.