Pojokan 197, Oligarki

Pojokan 197, Oligarki, FOTO: Kang Marbawi
Pojokan 197, Oligarki, FOTO: Kang Marbawi
0 Komentar

Pojokan 197, Oligarki

Tak pernah beda jalan antara dunia politik dan ekonomi.

Selalu sejalan untuk keduanya. Sebab pada akhirnya, politik membutuhkan ekonomi dan ekonomi merindukan kebijakan politik yang mendukung.

Maka politik membutuhkan oligarki dan oligarki pun mendambakan politik. Keduanya seolah sejoli dimabuk cinta. 

Tak lengkap bila satu tak ada dan tak mungkin ada hanya salah satunya. Keduanya selalu menyatu.

Baca Juga:GM PLN Jabar Lakukan Inspeksi, Pastikan SPKLU Siap Layani PemudikPojokan 196, Bulan Terlewat

Seperti prangko, selalu nempel di amplop. Walau prangko sudah tak jaman lagi.

Bahkan saat ini bertambah ordo dalam hirarki oligarkhi, yaitu oligarkhi intelektual.

Seperti disampaikan oleh George Bernard Shaw dalam dramanya Major Barbara:

“Aku ini mempersenjatai mereka untuk melawan pengacara, dokter, pendeta, sastrawan, professor, artis, dan politisi, yang ketika berkuasa adalah orang-orang yang paling berbahaya membawa malapetaka dan tiran terhadap semua orang bodoh, bajingan dan penipu. Saya ingin kekuatan demokrasi yang cukup kuat untuk memaksa oligarki intelektual menggunakan kejeniusannya demi kebaikan umum atau binasa”. begitu dialog antara Major Barbara volunteer dari The Salvation Army – bala kemanusiaan, dengan ayahnya Undershaft, konglomerat produsen amunisi.

Orde oligarki intelektual telah diprediksi oleh Bernard Shaw dalam pementasan drama Major Barbara, tayang perdana tahun 1905 dan pertama kali diterbitkan tahun 1907.

Sindiran Shaw terkait kemunculan oligarki baru yaitu oligarki intelektual yang melawan kepentingan rakyat jelata atau berlindung atau memanipulasi rakyat jelata.

Dengan mengatasnamakan dan untuk atas nama rakyat.

Setali dengan Shaw, Azyumardi Azra (Kompas 16.09.2021) menyebut soal oligarkhi ini sebagai akibat dari liberalisasi poilitik pasca reformasi.

Oligarkh super kaya tergoda untuk masuk politik, demi menguasai kebijakan terkait kepentingan publik. Terutama kepentingan ekonomi-bisnisnya. 

Baca Juga:PLN Purwakarta Bersama Jasa Marga Melakukan Pencekan SPKLU di 7 Rest Area Cipularang dan CipaliPLN UP3 Purwakarta Menggelar Apel Siaga Kelistrikan Guna Memastikan Kehandalan Listrik Selama Idul Fitri 1445H

Para oligark super kaya yang menjadi politisi dan membentuk jaringan oligark politik. Ditopang oleh oligark intelektual.

Sebaliknya oligark politik yang semula kere kemudian menjadi oligark kaya karena kesempatan penguasaan terhadap sumber daya ekonomi dan dukungan oligarkh kaya.

Seolah symbiosis mutual antara oligark politik dan oligark cukong yang berdampat negative terhadap proses demokrasi dan penegakan hukum.

0 Komentar